PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR PADA PEMBUATAN KERUPUK IKAN SEPAT SIAM

Mukhtarudin Muchsiri, Idealistuti Idealistuti, Rizal Ambiyah

Abstract


ABSTRACT

 

The objective of this research is to know the fortification of different flour moring on the resulting crayfish cracker, to know the fortification of different maize flour on the protein content and the water content of the resulting Siam sponge crackers and to know the fortification of different kelor leaf flour on the color, the aroma , taste and crunchiness of fish crackers. This research was conducted in the laboratory of Agriculture Faculty of Muhammadiyah University of Palembang and in the laboratory of Research Center and Industrial Standardization of Palembang in April 2017 until April 2018. This research used Randomized Block Design (RAK), hedonic test and test ranking. Fortification of kelor leaf flour significantly affected protein content and water content of Siamese fish crackers. The highest protein content and the lowest water content of Siamese fish crackers were found in treatment of P3 (fortification of 3% moringa flour from fish meat weight) with an average value of 10.79% and 13.58%. The result of organoleptic test of fish crackers of siamese fish is done to the color, aroma, taste and the level of crispness. The result of hedonic test of color, flavor, taste and crunchiness of Siamese fish cracker cracker with the highest favorite level value is found in P3 treatment (fortification of 3% moringa flour from fish meat weight) with an average value of 3.50 (preferred criteria) 3.95 (criteria rather preferred by panelists), 4.30 (criteria favored by panelists) and 0.48 (crunching criteria).

 

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan tepung daun kelor yang berbeda pada kerupuk ikan sepat siam yang dihasilkan, mengetahui penambahan tepung daun kelor yang berbeda pada kadar protein dan kadar air kerupuk ikan sepat siam yang dihasilkan dan mengetahui penambahan tepung daun kelor yang berbeda pada  warna, aroma, rasa dan tingkat kerenyahan  kerupuk ikan sepat siam yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang  pada bulan April 2017 sampai dengan bulan April 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), uji hedonic dan uji ranking. Penambahan  tepung daun kelor berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan kadar air kerupuk ikan sepat siam. Kadar protein tertinggi dan kadar air terendah kerupuk ikan sepat siam terdapat pada perlakuan perlakuan P3 (Penambahan tepung daun kelor 3% dari berat daging ikan) dengan nilai rata-rata 10,79% dan 13,58%. Hasil uji organoleptik kerupuk ikan sepat siam dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan tingkat kerenyahan. Hasil uji hedonik warna, aroma, rasa dan tingkat kerenyahan kerupuk ikan sepat siam dengan nilai tingkat kesukaan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (Penambahan  tepung daun kelor 3%  dari berat daging ikan) dengan  nilai rata-rata 3,50 (kriteria agak disukai), 3,95 (kriteria agak disukai panelis), 4,30 (kriteria disukai panelis) dan 0,48 (kriteria renyah).


Keywords


fish crackers; moringa flour; siamese fish; ikan sepat siam; kerupuk ikan; tepung daun kelor

Full Text:

PDF

References


De Man, M John. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB

Direktorat Gizi Depkes RI, 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Hidayat, Nur dan Suhartini, S. 2006. Membuat Aneka Kerupuk. Surabaya : Trubus Agrisarana.

Hanafiah, A.K. 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Press, Jakarta.

Hariana A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Depok: Penebar Swadaya.

Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Haryadi, N.K., (2011), Kelor Herbal Multikhasiat, Penerbit Deltas Media: Solo.

Jonni, MS. 2008. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta: Kanisius.

Kartika, B., P. Hastuti, dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Kataren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. UI Press Jakarta.

Krisnadi, A.D. 2013 Kelor Super Nutrisi, Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia (LSM-MEPELING), Kunduran, Blora, Jawa Tengah.

Laiya, N., Rita M. H. dan Nikmawatisusanti Y. 2014. Formulasi Kerupuk Ikan Gabus (Channa striata) yangDisubstitusi dengan Tepung Sagu. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.

Nugraha, Aditya. 2013. “Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Eschericia coli penyebab Kolibasilosis”. Thesis. Denpasar: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Permana, D.R. 2003. “Analisis Proksimat Tepung Hasil Proses Ekstraksi Minyak dari Puree Ikan”.Jurnal Iktiologi Indonesia. 03 No. 02.

Pratama, F. (2013). Evaluasi Sensoris. Penerbit Unsri Press,Palembang.

Priyanto, G., 1988, Teknik Pengawetan Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Rahayu,Darsiti.(2016). Penambahan tepung daun kelor dalam pembuatan mie sebagai sumber gizi dengan penambahan ekstrak wortel sebagai pengawet alami. Publikasi ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riansyah, A,. Supriadi, A,. Nopianti, R. 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Waktu Pengeringan Terhadap Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam (Trichogasterpectoralis) dengan Menggunakan Oven. Fishtec, (II) 01.

Setyaji, H., Suwita, V dan Rahimsyah. 2012. Sifat Kimia Dan Fisik Kerupuk Opak dengan Penambahan Daging Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 14 (1) : 3 - 15.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Sukardi. 1997. Prosedur AnalisaUntuk Van Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.

SNI (Standar Nasional Indonesia). 1994. Tepung Tapioka . SNI 01-3451-1994. Badan Standardisasi Nasional : Makassar.

SNI (Standar Nasional Indonesia). 1999. Kerupuk Ikan. SNI 01-2913-1999.Badan Standardisasi Nasional : Palembang.

Simbolan J. M, M Simbolandan N Katharina.2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta: Kanisius.

Trisnawati, M.L. 2015.“Pengaruh Penambahan Konsentrat Protein Daun Kelor dan Keragenan Terhadap Kualitas Mie Kering Tersibtitusi Mocaf”. Universitar Brawijaya Malang. Jurnal Pangan dan Agro industri. 3 No. 01.

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zakaria, A. T. 2012. “Penambahan tepung daun kelor pada menu makanan sehari –hari dalam Upaya penanggulangan gizi kurang pada anak balita”. Media Gizi Pangan. 8. 190.

Zuhra, C.F. 2006. Cita Rasa (Flavour). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatra Utara. Medan.




DOI: https://doi.org/10.32502/jedb.v7i1.1656

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan

Indexed by:

      

Contact Person:
Rika Puspita Sari..MZ
Edible : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Teknologi Pangan
Faculty of Agriculture, Universitas Muhamamdiyah Palembang
JL. Jend.A.Yani 13 Ulu Palembang, South Sumatra, Indonesia
Tel. (+62)711-511731; Email: kppfpump@gmail.com; Website: https://jurnal.um-palembang.ac.id/Edible

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.