ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KARET DI KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS

May Shiska Puspitasari, Ira Primalasari

Abstract


ABSTRACT
 
This study aims to How much the level of household income of rubber farmers and What is the level of welfare of rubber farmers' households in Muara Beliti Sub-district, Musi Rawas Regency. The research conducted is survey research. The location of this research located in Muara Beliti Subdistrict, Determination of the location of this research is done purposively (Purposive) because the elected majority of the sub-district is a rubber farmer. The number of respondents in the research is 30 respondents with simple random sampling (Simple Random Sampling). The data processing method is using income formula to calculate the income distribution of farmer households with the Gini ratio and measure farmer welfare level with criteria of BPS (2014) and criterion Sajogyo (1997). Result of research The lowest income of rubber farmer households is Rp.1.040.000, and the highest revenue is Rp. 15.950.000 with an average income of farmer households is Rp. 2.152.650 per month, while the level of income incomes of farm households in the category is due to the Gini Index between 0.4-0.5 indicates inequality income distribution is. Based on the 2014 BPS welfare category, most of the rubber farmers are at a prosperous welfare level of 22 farmers or 73.33%. While at the level of prosperous as many as 8 farmers or 26.67% and according to Sajogyo criterion (1997) Number of farmers households that are on the criteria of almost poor is 5 heads of household (KK) or about 16.67 percent, this amount is obtained from the criteria of almost poor , for the number of heads of households insufficient state as many as 17 families and on the criteria of decent living of 8 families with an average head of household consuming per capita rice per year is 910 kg / per year included in the criteria enough.

 

ABSTRAK
 
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung berapa besar tingkat pendapatan rumahtangga petani karet dan  bagaimana tingkat kesejahteraan rumahtangga petani karet di Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian survei. Lokasi penelitian ini terletak di Kecamatan Muara Beliti, Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purposive), hal ini dikarenakan dipilih kecamatan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani karet. Jumlah responden didalam penelitian yakni 30 responden dengan penarikan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode pengolahan data yaitu menggunakan rumus pendapatan, menghitung distribusi pendapatan rumahtangga petani dengan angka gini rasio dan mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan kriteria BPS (2014) dan kriteria Sajogyo (1997). Hasil penelitian Pendapatan rumahtangga petani karet terendah adalah Rp. Rp. 1.040.000 dan pendapatan tertinggi adalah Rp. 15.950.000 dengan rata-rata pendapatan rumhatangga petani adalah Rp. 2.152.650 perbulan, sedangkan tingkat ketimpangan pendapatan rumahtangga petani berada dalam kategori sedang dikarenakan Indeks Gini antara 0,4–0,5 menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan sedang. Berdasarkan kategori kesejahteraan BPS 2014, sebagian besar petani karet berada pada tingkat kesejahteraan belum sejahtera sebanyak 22 petani atau 73,33%. Sedangkan pada tingkat sejahtera sebanyak 8 petani atau 26,67% dan menurut kriteria Sajogyo (1997) Jumlah rumahtangga petani yang berada pada kriteria nyaris miskin ialah sebanyak 5 kepala keluarga (KK) atau sekitar 16,67 persen, jumlah ini diperoleh dari kriteria nyaris miskin, untuk jumlah kepala keluarga pada keadaan cukup sebanyak 17 KK dan pada kriteria hidup layak sebanyak 8 KK dengan rata-rata kepala keluarga mengkonsumsi beras perkapita pertahun adalah 910 kg/pertahun termasuk dalam kriteria cukup.
 


Keywords


Farmers Income; poverty; welfare; pendapatan petani; kemiskinan; kesejahteraan

Full Text:

PDF

References


Andriani R, Simanjutak M. 2009 . Tingkat Kepuasan Keluarga Berpendapatan Rendah Terhadap Sumber Daya Yang Dimiliki. Jurnal Ilmu keluarga &Konsumen Volume 2 Nomor 2/Agustus 2009 ISSN 1907-6307.

Afif, M., A.Purwoko dan N. N. Arianti. 2016. Ketimpangan Distribusi Penerimaan Rumah Tangga Petani Karet di Desa Margo Mulyo Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. AGRISEP. 15 (2) : 177-187.

Atika, S.N., N.Dewi dan A. Rifai. 2015. Analisis Produktifitas Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet EKS UPP TCSDP di Desa Semelinang Darat Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Jom. Faperta. 2 (2) : 1-11.

Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. BPS Jakarta. Jakarta.

_______. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat . Badan Pusat Statistik. Jakarta.

_______. 2017. Muara Beliti dalam Angka. BPS. Musi Rawas.

Hastuti, DHD. dan Rahim, ABD. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomik Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mubyarto. 2003. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga. LP3ES. Jakarta.

Mardiana, R., Z. Abidin dan A. Soelaiman. 2014. Pendapatan dan Kesejahteraan petani Karet Rakyat di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan. JIIA. 2 (3) : 239-245.

Nurwati, N. 2008. Model Pengukuran, Permasalahan dan Alternatif Kebijakan. Jurnal Kependudukan Padjadjaran. 10 (1): 1 - 11.

Sajogyo, T. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSBIPB. Bogor.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1997. Metode Penelitian Suvei. Jakarta. LP3ES.

Sumarto, Sudarno, and Asep Suryahadi. 2001. Principles and Approaches toTargeting: With Reference to the Indonesian Social Safety Net Programs.Working Paper, July 2001, Jakarta: The SMERU Research Institute.




DOI: https://doi.org/10.32502/jsct.v8i1.2026

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 


Creative Commons License

Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis by jurnal.um-palembang.ac.id/societa is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.