Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid pada Terapi Asma Bronkial di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Nyayu Fitriani, Adhi Permana, Aryani Diningrum

Abstract


Asma merupakan penyakit yang tidak khas, biasanya merupakan peradangan saluran napas kronis yang ditandai oleh riwayat gejala gangguan pernapasan seperti mengi, sesak napas, dan batuk yang bervariasi intensitasnya dari waktu ke waktu, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara saat ekspirasi. Kortikosteroid sebagai pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma. Tujuan penelitian, mengidentifikasi rasionalitas kortikosteroid pada terapi asma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Desain penelitian deskriptif dengansampel penelitian seluruh pasien asma yang berobat di Bagian Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Oktober - November 2016 dengan jumlah 39 pasien. Hasil penelitian didapatkan 3 jenis kortikosteroid yangdigunakan, yaitu budesonide 74,4%; flutikason 23%; dan methylprednisolone 2,6%. Penggunaan kortikosteroid yang tepat dosis pada pasien terkontrol baik 17,9%; dan tidak terkontrol 66,7%. Tepat cara pemberian pada pasien terkontrol baik 20,5%; dan tidak terkontrol 76,9%. Tepat waktu pemberian pada pasien terkontrol baik 20,5%; dan tidak terkontrol 79,5%. Simpulan, sebanyak 82% penggunaan kortikosteroid pada terapi asma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Oktober-November 2016 masih rasional.


Keywords


Kortikosteroid, rasionalitas, asma

Full Text:

PDF

References


Global Initiative for Asthma. 2016. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. GINA committees, Columbia,Canada. (http:// ginasthma.org/wpcontent/ uploads/2016/04/GINA-2016- mainreporttracked.pdf, Diakses 1 Agustus 2016).

Ratnawati. 2011. Epidemiologi Asma. Jurnal Respirologi Indonesia. 31(4): 172-5. (http:// jurnalrespirologi.org/editorial- epidemiology-of-asthma/, Diakses 2 Agustus 2016).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Hal. 83-87. (http:// www.depkes.go.id/resources/ download/general/Hasil% 20Riskesdas%202013.pdf, Diakses 19 Agustus 2016).

Katzung, B. 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC, Jakarta, Indonesia. Hal. 379 - 399.

World Health Organization. 2002. WHO Poliklinikcy Perspectives on Medicines. Promoting rational use of medicines: core components. Geneva.

Persatuan Dokter Paru Indonesia. 2003. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI, Jakarta, Indonesia.

Wahyuni, A., Yulia. 2013. Prevalensi Faktor-faktor Pencetus Serangan Asma pada Pasien Asma di Salah Satu Rumah Sakit di Jakarta. FIK UI, Jakarta, Indonesia. (lib.ui.ac.id, Diakses 8 Januari 2017).

Sloan, D., Chantel, et al. 2013. Reactive versus proactive patterns of inhaled corticosteroid use. Annals ATS. 10(2): 131-134




DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v9i1.1340

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Nyayu Fitriani, Adhi Permana, Aryani Diningrum

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

   

Statistic counter 

sinta4