PENGARUH SEBARAN VEGETASI TERHADAP SUHU DAN KELEMBABAN PADA TAMAN WISATA ALAM (TWA) PUNTI KAYU KOTA PALEMBANG

Yuli Rosianty, Delfy Lensari, Pini Handayani

Abstract


Taman Wisata (TWA) Punti Kayu mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan iklim Kota Palembang melalui kemampuan dalam menyerap dan menyimpan karbon. Keberadaan dari vegetasi di TWA dapat mempengaruhi kondisi iklim setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara.   Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui pengaruh sebaran vegetasi terhadap suhu dan kelembaban  yang  ada di TWA Punti  Kayu dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan teknik purposive sampling dari luas Hutan wisata Alam Punti Kayu. Data yang diambil meliputi jenis data vegetasi, suhu udara dan kelembaban udara. selanjutnya akan dihitung nilai INP dan suhu serta kelembabannya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Taman Wisata Alam (TWA) memiliki 18 jenis vegetasi pohon yaitu Pinus (Pinus mercusii), Talok (Muntingia calabura), Mahoni (Swietenia macrophylla), Akasia (Acacia mangium, Jarak (Jatropha curcas), Sungkai (Peronema canescen), Kelapa (Cocos nucifera), Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu Eropa (Syzygium sp), Ketapang (Terminalia catappa), Salam (Syzygium polyanthum), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Pulai (Alstonia scholaris), Bengkal (Albizia procera), Balam (Palaquiun qutta), Aren (Arenga pinnata), Sengon (Albizia chinensis ) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa),. Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat tiga zona yaitu Zona Pemanfaatan, Zona Perlindungan, Zona Rawa, Zona perlindungan dengan luas 4,5 ha memiliki sebaran vegetasi yang lebih beragam dibanding zona pengelolaan lainnya, ditemukan 12 jenis pohon yang di dominasi oleh bungur (Lagerstroemia Sp) dan pinus (pinus mercusii) dengan kerapan relatif tertinggi pinus mencapai kelembaban yang lebih tinggi ( 85,50% ) dengan suhu paling rendah ( 28,60OC) dibandingkan dengan Zona pengelolaan lainnya. Pada Zona pemanfaatan dengan luas 39,90 Ha memiliki sebaran vegetasi didominasi jenis pinus, mahoni dan akasia yang sudah tertata dan banyak ditemukan obyek wisata dan wahana permainan memiliki kelembaban rata-rata 74,7% dengan suhu rata-rata 30,62 OC. Sedangkan zona rawa dengan luas 5,60 Ha memiliki kelembaban paling rendah dan suhu paling tinggi dibanding dua zona lainnya (53,33% dan 33,28OC), hal ini dikarenakan pada zona rawa banyak ditemukan lahan terbuka dengan vegetasi yang sedikit dan didaminasi oleh rerumputan.


Keywords


vegetasi; suhu; kelembaban; taman wisata punti kayu

Full Text:

PDF

References


Agus. 2013. Kawasan TWA Punti Kayu. (Online) http//puntikayu.com/html. Diakses 19 April 2017

Aryati, S.2007.Konsep-konsep dasar Ekologi. Alfabeta. Bandung.

Anugrah T.P 2010.Pengaruh Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terhadap Iklim Mikro di Kota Pasuruan.Malang: Universitas Negeri Malang

Bappeda Kota Palembang.2008. Penyusunan RTRW Kota Palembang Tahun 2008- 2028.

Budiutomo. 2006. Karya Ilmiah: Hutan sebagai Masyarakat Tumbuhan, Hubungannya dengan Lingkungan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dahlan, T. Rahmi, & A. Arismaya. 2011. Potensi Pohon Sebagai Alternatif Substitusi Fungsi Alat Pendingin Ruangan (Air Conditioner).PKM-GT. IPB, Bogor.

Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan.(2015).

Djamal, Zoer’aini. 2014. Prinsip-prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Bumi Aksara. Jakarta.

Gunarsih. 2012. Klimatologi dan Udara. Bumi Aksara, Jakarta

Hairiah dan Rahayu. 2007. Iklimatologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Irwan Z. D.2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 2012. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Lakitan, N. 1997. Dasat-dasar Klimatalogi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta

Latifah, S. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus Grandis DI Hutan Tanaman Industri. ITI Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Nefalianti D. 2013.Pengaruh Struktur Vegetasi Terhadap Iklim Mikro Di Berbagai Land Use di Kota Jakarta.Bogor: Institut Pertanian Bogor

Odum, E. P. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Pirka S. 2012. Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro (Studi Kasus Kebun Raya Cibodas, Cianjur). Bogor: Institut Pertanian Bogor

Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi, Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya Tanaman. Alfa Beta, Bandung

Sallata, M. K. 2013. Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese)dan Keberadaannya di Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan. Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Makassar

Tjasyono. 2014. Klimatologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Tjasyono, Bayong, 2004. Klimatalogi. ITB. Bandung.




DOI: https://doi.org/10.32502/sylva.v7i2.1543

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

      

  

Contact Person:
Sasua Hustati, M.Si
Jurnal Sylva: Ilmu-ilmu Kehutanan
Forestry Program Study, Faculty of Agriculture, Universitas Muhamamdiyah Palembang
JL. Jend.A.Yani 13 Ulu Palembang, South Sumatra, Indonesia
Tel. (+62)711-511731; Email: jurnalsylvaump@gmail.com; Website: https://jurnal.um-palembang.ac.id/sylva

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License