HUBUNGAN DIPLOMATIK SRIWIJAYA DENGAN KERAJAAN NUSANTARA

Juliyanti Kristina Manurung, Desta Nur Khotimah, Dewi Candrawulan Assyifa' Sasmitapura, Hudaidah Hudaidah

Abstract


Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara yang memiliki peran penting dalam membangun jaringan perdagangan dan hubungan diplomatik di wilayah Nusantara pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bentuk, karakter, dan dampak hubungan diplomatik Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain di kepulauan Indonesia, seperti Melayu, Tarumanegara, Kalingga, Kutai, dan Medang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis sumber primer dan sekunder, termasuk prasasti, catatan perjalanan asing, dan penelitian historis modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik melalui strategi politik, perdagangan, keagamaan, dan pendidikan. Diplomasi tersebut berdampak pada terbentuknya jaringan ekonomi maritim yang kuat, penyebaran agama Buddha, serta lahirnya integrasi budaya di kawasan Nusantara. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa hubungan diplomatik Sriwijaya menjadi fondasi awal bagi terbentuknya identitas geopolitik dan budaya maritim Indonesia.


Keywords


Sriwijaya, diplomasi, perdagangan maritim, Nusantara, hubungan antar kerajaan

Full Text:

PDF

References


Coedès, G. (2010). Kerajaan-Kerajaan Awal di Asia Tenggara. Jakarta: Pustaka Jaya.

Fatimah, S., Hudaidah, H., Jaenudin, R., & Lestari, D. (2024). Relasi Ekonomi Pedagang Hindu di Bandar Dagang Sriwijaya. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 8(1), 90-100.

Hall, K. R. (2011). A History of Early Southeast Asia: Maritime Trade and Societal Development. Lanham: Rowman & Littlefield.

Hudaidah & Elsabela (2022). Tempat Peribadatan Hindu Masa Sriwijaya. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 6(3), 151- 162

Hudaidah. (2023). Prasasti Telaga Batu ; (Warisan Budaya/Tinggalan) Kedatuan Sriwijaya Bagi Nusantara Dan Dunia. Palembang: UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan

Manguin, P.-Y. (1993). “Palembang and Sriwijaya: An Early Malay Harbour-City Reconsidered.” Journal of Southeast Asian Studies, 24(2), 261–279.

Munoz, P. M. (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet.

Rahman, A. (2018). Jalur Rempah dan Diplomasi Maritim Nusantara. Jakarta: Penerbit Kompas.

Safitri, R. dan Zahra (2022). Jejak Emas Sriwijaya Dan Majapahit Dalam Perdagangan Maritim Asia. Nazharat: Jurnal Kebudayaan, 28(2), 104-122.

Said, M. (2020). “Peran Sriwijaya dalam Jaringan Diplomasi Asia Tenggara.” Jurnal Kajian Sejarah dan Budaya, 12(1), 44–59.

Sartono Kartodirdjo. (1993). Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta: Gramedia.

Slamet Muljana. (2006). Sriwijaya. Yogyakarta: LKiS.

Suryadinata, L. (2015). Sriwijaya: Pusat Maritim dan Keagamaan di Asia Tenggara. Jakarta: Komunitas Bambu.

Wahyu Rizky Andhifani, Kurniawati ,Made Darme, L.R. Retno Susanti, Hudaidah, dan Wanny Rahadjo Wahyudi. (2024). PERSPEKTIF MASYARAKAT PALEMBANG TERHADAP SITUS BUKIT SEGUNTANG SEBAGAI PUSAT AGAMA BUDDHA. Jurnal penelitian dan pengembangan Arkeologi, 13(2), 182-199

Wolters, O. W. (1970). The Fall of Srivijaya in Malay History. Ithaca: Cornell University Press.




DOI: https://doi.org/10.32502/jdh.v5i2.10553

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025

 Indexed by :