Perekonomian Masyarakat Sumatera Selatan abad 15-18 M

Apriana Apriana, Heryati Heryati

Abstract


Palembang memiliki sungai Musi yang merupakan muara sungai Batanghari Sembilan berperan sebagai distributor, baik barang-barang yang datang dari luar ataupun barang-barang yang berasal dari daearah uluan. Orang-orang Uluan mempunyai peranan penting karena mereka sangat menentukan maju mundurnya suatu pusat perdagangan di Palembang yang berfungsi sebagai Bandar transito, yang terletak pada urat nadi perdagangan perlayaran dunia via selat Malaka. Penelitian ini menggunakan Metode historis, Jenis Penelitian Kajian Pustaka. Dari hasil penelitian mendapatkan Kesimpulan Palembang merupan ibukota Sumatera Selatan, dahulunya merupakan pusat perdagangan internasional pasca runtuhnya kerajaan Malaka oleh Portugis. Pada masa kesultanan, sultan mempunyai peran penting dalam perdagangan. Sultanlah yang turut menentukan harga dan menandatangani kontrak-kontrak dengan pedagang-pedagang asing. Pedagang asing itu diantaranya berasal dari Arab, India, Cina dan lain-lain. Orang-orang Cina tidak diizinkan tinggal di darat, mereka harus tinggal di air/laut. Pedagang-pedagang muslim selain berdagang juga sambil menyebarkan agama Islam dikalangan masyarakat. Tidak sedikit diantara orang-orang asing itu mempunyai peranan penting di dalam istana raja dan tidak kurang pula diantara mereka yang menjabat jabatan penting dalam kerajaan, seperti jabatan syahbandar yang pada umumnya terdiri dari orang-orang asing. Sejak itu, Kesultanan Palembang telah berakhir pada tahun 1823 dan berakhirnya Kesultanan Palembang secara politis, maka secara tidak langsung perekonomian Palembang dimonopoli oleh Belanda.


Keywords


peranan; sungai batanghari sembilan; perekonomian

Full Text:

PDF

References


Abdullah, Idi. (2011). Bangka: Sejarah Sosial Cina Melayu. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Anatona. (2008). Identitas Budak di Dunia Melayu. Jurnal Humaniora. 20 (2): 149-157.

Husni Rahim. (1998). Sistem Otoritas dan Administrasi Islam: Studi tentang Pejabat Agama Masa Kesultanan dan Kolonial di Palembang. Jakarta: Logos.

J.C. van Leur. (1995). Indonesia Trade and Society, The Hague Bandung: W. van Hoeve Ltd.

Kemas Ari. (2002). Masyarakat Tionghoa Palembang Tinjauan Sejarah Sosial (1823-1945), Palembang: FPS2B bekerjasama dengan PSMTI.

Kenneth R. Hall .(1976). State and Statecraft in Early Srivijaya, dalam Exploration in Eraly Southeast Asian History: The Origins of Southeast Asian Statecraft, Edited by: Kenneth R.Hall and John K. Whitmore,Center for South and Southeast Asian Studies, The University of Michigan.

Knaap Knaap, G.J. (1991). “A Forgotten Trade: Salt in Southeast Asia 1670-1813”. Dalam Gerrit J. Knaap, Luc Nagtegaal & Roderich Ptak (eds), Emporia, Commodities And Entrepreneurs In Asian Maritime Trade, C. 1400-175. Wiesbaden, Steiner.

Ma’moen Abdullah, Sejarah Daerah Sumatera Selatan, Sumatera Selatan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marwati Djoened. (1984). Sejarah Nasional Indonesia III, Jakarta, Balai Pustaka.

Prajudi Atmosudirdja. Sejarah Ekonomi Indonesia dari Segi Sosiologi sampai akhir Abad ke XIX, Jakarta, Pradnya Paramita, Tth.

P.De Roo De La Faille. (1971). Dari Zaman Kesultanan Palembang. Jakarta: Bhratara.

Van Sevenhoven. (1971). Lukisan Kota Palembang, Jakarta, bhratara.

Sartono Kartodirdjo et al. (1975). Sejarah Nasional Indonesia III, Jakarta, Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Slamet Muljana. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, Yogyakarta, LkiS.

Taufik Abdullah. (1986). Beberapa Aspek Perkembangan Islam di Sumatera Selatan, dalam KHO Gadjahnata dan Sri Edi Swasono (ed), Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan, Jakarta, UI Press.




DOI: https://doi.org/10.32502/jdh.v1i1.3552

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Danadyaksa Historica

 Indexed by :