TINJAUAN HISTORIS TERHADAP BANGUNAN WATERTOREN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI PALEMBANG TAHUN 1929-1955
Abstract
Kajian ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang tinjauan historis terhadap bangunan watertoren peninggalan kolonial Belanda di Palembang tahun 1928-1955. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui tinjauan historis gedung watertoren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan gedung watertoren dan transformasi fungsi gedung watertoren dari masa kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan. Penelitian ini menggunakan metodologi historis atau metode sejarah dan jenis penelitian kajian pustaka. Hasil penelitian ini (1) Latar belakang berdirinya bangunan watertoren yaitu untuk mengatasi permasalahan air bersih yang melanda pada saat itu di Palembang. (2) Transformasi fungsi bangunan watertoren pada masa kolonial Belanda berfungsi sebagai kantor burgemeester (walikota) dan penyalur utama air di Palembang. Sedangkan pada masa pendudukan jepang, bangunan watertoren berfungsi sebagai kantor chokan (kepala residen). Kemudian, pada masa revolusi fisik, bangunan ini berfungsi sebagai markas tentara Belanda. Lalu setelah itu, pada tahun 1955 bangunan watertoren difungsikan sebagai kantor walikota Palembang hingga saat ini.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arsip
Algemeen Handelsblad, 26 Februari 1929.
De Locomotief, 27 Agustus 1929, Nomor 197.
De Sumatera Post, 27 Agustus 1929.
De Sumatera Post, 21 Agustus 1931
Artikel Jurnal
Fitrianto, A.W. (2016). Tinjauan Historis Mengenai Arsitektur Tembok Batavia. Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual, 9 (2), 39-47.
Hidayat, W., et.al. (2018) Kajian Bangunan Bersejarah Dinilai Dari Historis dan Estetika Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Saintek ITM, Vol 31, No 2.
Samidi. (2017). Surabaya sebagai Kota Kolonial Modern pada Akhir Abad ke-19: Industri, Transportasi, Permukiman, dan Kemajemukan Masyarakat . Mozaik Humaniora, Vol. 17 (1): 157 - 180.
Sujiyanti & Ali. (2015). Pembangunan Kota Palembang dengan Konsep Tata Ruang Kota Hijau Pada Masa Hindia Belanda. Jurnal Tamaddun, 15 (1).
Prosiding
Mulyadi, L., & Sukiwiyono, G. (2014). Kajian Bangunan Bersejarah di Kota Malang Sebagai Pusaka Kota (Urban Heritage) Pendekatan Persepsi Masyarakat. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI.
Buku
Abubakar., et.al. (2020). Oedjan Mas di Bumi Sriwijaya Bank Indonesia dan Heritage di Sumatera Selatan. Jakarta: Bank Indonesia Institute.
Akib, R. (1956). Kota Palembang 1272 Tahun (684-1956) dan 50 Tahun Kotapradja (haminte) Palembang 1906-1956. Palembang: Rama Publishing House.
Basundoro, P. (2012). Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Ombak.
Hanafiah, D. (1988). Palembang Zaman Bari: Citra Palembang Tempo Doeloe. Palembang: Humas Pemerintah Kotamadya Palembang.
Hanafiah, D. (1998). Masjid Agung Palembang: Sejarah dan Masa Depannya. Jakarta: C.V. Masagung.
Irwanto, D. (2011). Venesia Dari Timur: Memaknai Produksi dan Reproduksi Simbolik Kota Palembang Dari Kolonial Sampai Pasca Kolonial. Yogyakarta: Ombak.
Irwanto., et.al. (2010). Iliran dan Uluan Dikotomi dan Dinamika dalam Sejarah Cultural Palembang. Yogyakarta: Eja Publisher.
Kartodirjo, S. (1987). Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium sampai Imperium jilid I. Jakarta: PT. Gramedia.
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Langgeng., et.al. (1998). Otonomi Daerah di Hindia Belanda 1903-1920. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
Surianingrat, B. (1981). Sejarah Pemerintahan di indonesia Babak Hindia Belanda dan Jepang. Jakarta: Dewaruri Press.
Utomo., et.al. (2012). Kota Palembang Wanua Sriwijaya menuju Palembang Modern. Palembang: Pemerintah Kota Palembang.
Zed, M. (2003). Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Zubir., et.al. (2012). Bunga Rampai Sejarah Sumatera Selatan: Sumatera Selatan dalam Kajian Sosial dan Ekonomi. Padang: BSNT Padang Press.
DOI: https://doi.org/10.32502/jdh.v5i1.9824
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025
Indexed by :