Abstract
		
		Sedekah adat atau pembersih kampung dilakukan karena mengingat tingkat mistis yang masih sangat tinggi yang di adakan setiap tahun sekali dan setiap salah satu dari masyarakat melakukan pelanggaran yang telah di tetapkan dan di sepakati oleh tokoh adat maka harus membayar denda yang sering di sebut atau lebih di kenal dengan kata Punjung oleh masyarakat Sri Tiga. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Penulis juga menggunakan pendekatan geografi, sosiologi, budaya dan agama. Teknik analisis data mengunakan heuristic, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian diketahui bahwa (1) Asal-usul munculnya budaya Bayar Punjung di Desa Sri Tiga Kabupaten Banyuasin Budaya Bayar Punjung adalah suatu sedekah adat yang merupakan warisan dari leluhur yang tujuannya yaitu untuk menghindari dari berbagai hal yang tidak di inginkan. (2) Tata cara pelaksanaan budaya Bayar Punjung di Desa Sri Tiga Kabupaten Banyuasin Pelaksanaan Bayar Punjung di lakukan satu hari setelah kejadian yang mana dalam hal ini pelaksanaannya dipimpin langsung oleh dukun kampung dan di dampingi oleh ketua adat. (3) Makna yang terkandung dalam budaya Bayar Punjung di Desa Sri Tiga Kabupaten Banyuasin maknanya bahwa kita telah diajarkan untuk berkata, berbuat berprilaku, dan berbicara dengan baik jangan sampai melukai perasaan orang lain yang mengakibatkan sakit dan diakhiri dengan pertengkaran, tidak hanya itu dengan adanya adat atau budaya Bayar Punjung ini masyarakat menjadi tahu batasan-batasan dalam pergaulan baik sesama jenis maupun dengan lawan jenis agar terhidar dari zina.
		
		 
	
			
		Keywords
		
		Pelestarian, Budaya, Bayar Punjung, Sri Tiga
		
		 
	
				
			
		References
		
		
							Abdurahman, Dudung. 2011 . Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
							Abdurrahman.2007. Ilmu-ilmu Geografi. Jakarta : Logos.
							Gottschallk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI-Press.
							Koentjaraaningrat. 1997. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
							Maehaeni, Tri S.B. 2002. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi-Pemukiman Klasik di Kawasan Pantai Timur Sumatera Kabupaten
							Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Palembang : Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Arkeologi.
							Notosusanto, Nugroho. 1886. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.
							Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana..
							Wallace, Russel. 2009. Kepualauan Nusantara. Jakarta : Komunitas Bambu.