RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI EMPAT GENOTIPE TANAMAN JAGUNG HIBRIDA TERHADAP PEMBERIAN JENIS PUPUK HAYATI PADA TINGKAT PEMUPUKAN KIMIA DOSIS RENDAH
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe jagung efisien hara yang memberikan respon terbaik terhadap pemberian berbagai jenis pupuk hayati pada tingkat pemupukan kimia dosis rendah di lahan kering margina. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan kampus C Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang yang terletak di desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara kab. Ogan Ilir Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei – September 2018. Materi tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah sejumlah koleksi plasma nutfah hasil seleksi galur jagung untuk sifat efisien hara, terdiri dari 3 galur jagung hasil seleksi yaitu: galur B41, L164, S194 dan 1 varietas hibrida BISI-816 sebagai vareitas pembanding. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot design) dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Sebagai perlakuan petak utama adalah: Berbagai jenis pupuk hayati, terdiri: (H0): tanpa pupuk pupuk hayati,(H1): pupuk hayati:-mikoriza , dan (H2): pupuk hayati BPF . Perlakuan anak petak, terdiri dari beberapa galur jagung hasil seleksi efisien hara pada lahan kering marginal, yaitu (G1): galur B-41, (G2) : galur L-164, (G3): galur S-194 dan (G4): varietas BISI 816. serta semua unit perlakuan diberi pupuk kimia dosis rendah (50% dari dosis standar ATP (200 kg Urea, 50 kg SP-36 dan 25 kg KCl ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk mikoriza merupakan jenis pupuk hayati yang menghasilkan produksi jagung tertinggi dibandingkan dengan jenis pupuk hayati lainnya yang dicobakan pada penelitian ini, yaitu menghasikan produksi 6,08 ton biji pipilan kering / hektar dan Galur jagung B-41 memberikan respon pertumbuhan dan hasil panen tertinggi terhadap pemberian pupuk hayati pada tingkat pemupukan kimia dosis rendah (50% dosis standar ATP) di kondisi lahan kering marginal dengan tingkat produksi 7,27 ton pipilan kering/ha. Serta kombinasi perlakuan pemberian pupuk mikoriza dan penggunaan galur B-41 memberikan pertumbuhan dan produksi tertinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya, dengan tingkat produksi sebesar 8,57 ton pipilan kering/ha.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustina, 1990. Nutrisi Tanaman . Rineka Cipta . Jakarta
ATP. 2003. Pekerjaan Budidaya Tanaman Jagung. Laporan Kerjasama Kementerian
Riset dan Teknologi dengan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. 116p
Djuarnani, N. Kristian, B.S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Djafar, Z.R. Dartius, Aedi; Dotti S, Erwin Y, Hadiyono, Yurnawati, S. Aswad, M. dan Saeri, S. 1990. Dasar-Dasar Agronomi. Diktat Kuliah. Kerjasama BKS-B dan USAID. Palembang.
Dwijoseputro. 1992. Fisiologi Tumbuhan dan Metabolisme Tanaman. Gramedia. Jakarta.
FNCA Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.
Granados, G., S. Pandey and H. Ceballos. 1993. Response to Selection for Tolerance to Acid Soils in Tropical Maize Population. Crop Sci. 26:253-260
Gerloff, G.C. 1987. Infact Plant Screening for Tolerant of Nutrient Deficieny Stress.
Isgitani, M., S. Kabirun and S.A. Siradz (2005) Pengaruh inokulasi bakteri pelarut fosfat
terhadap pertumbuhan sorgum pada berbagai kandungan P-tanah. Jurnal IlmuTanah dan Lingkungan Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UMG Vo.5 p. 48-54
Jones, G.P.D., G.J. Blair and R.S. Jessop. 1989. Phosphorus Efficiency in Wheat a
Usefull Selection Criteria. Field Crops Ress. 21:257-364.
Kant. S. Dan Kafkafi. 2004. Mitigation of Mineral Deficiency Strees. (Online) @http://w.w.w. Planstress. Com/articles/min deficieny m/ Mitigation. Htm. Diakses 27 Februari 2009
Kaldrof. M & J. Lutwing-Muller 2000. AM Fungi Might Affect the Root Morfology Of
Maize by Increasing Indole-3-Butyric Acid Biosyntesis. Physiol. Planta.,109,58-67
Munandar, Hayati, R dan Irmawati. 2009. Seleksi Tanaman Jagung Efisiensi Hara Berdasarkan Pertumbuhan Akar, Tajuk dan Hasil Biji. Seminar Nasional dan Kongress Persatuan Agronomi Indonesia. Unpad Bandung.
Marscher, H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press Inc. London
Oktavitani, N.2009.Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) Sebagai pupuk Hayati Untuk Meningkatkan Produksi Pertanianhttp://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/05. Diakses 2011.
Presterl.T. G. Seitz, M. Landbeck. E.M. Thiemt, W. Scimdt, and H.H. Geiger. 2003. Crop Breeding Genetics and Citology Improving Nitrogen-Use Eficiency in European Maize: Estimation of Quatitstive Genetic Parameters. Crop Sci. 43:1259-1265
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2005. Peta: Potensi Lahan Pengembangan Jagung di Indonesia. Bahan Pameran pada Festival Jagung Pangan Pokok Alternatif di Bogor, 26-27 April 2005
Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Widiastuti, H. Edi Guhardja, N. Sukarno. Darusman. L.K, Goendi, D.H dan Smith.S.
Arsitektur akar bibit kelapa sawit yang dinokulasi beberapa cendawan mikoriza arbuskula. Menara perkebunan. 2003. 7q(1),28-43
Zubachtirodin, MS. Pabbage dan Subandi. 2006. Wilayah Produksi dan Proteksi Pengembangan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
DOI: https://doi.org/10.32502/jk.v14i2.2369
Refbacks
- There are currently no refbacks.
klorofil by jurnal.um-palembang.ac.id is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.