Gambaran Keberhasilan Puskesmas Pembina Dalam Menerapkan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS Pada Pasien Tuberkulosis Paru Periode Januari 2011-Desember 2013
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Daniel, T.M. 2000. Tuberkulosis. Dalam: Asdie, A.H., (Editor edisi bahasa Indonesia). Harrison prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. edisi 13. EGC, Jakarta, Indonesia. Hal 799-808. 2. WHO. 2013. Global Tuberculosis Report 2013, Geneva.
Depkes. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2012, Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2012, Palembang.
WHO. 2010.Persue High Quality DOTS expansion and enhancement.
Kementerian Kesehatan R.I. 2011. Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional Pengendalian TB 2010-2014, Jakarta.
Fahmy, M. 2010. Hubungan Pelaksanaan Strategi DOTS dan Tingkat Keberhasilan Pengobatan pada Pasien TB Paru di BP4 Medan. Skripsi, Fakultas Kedokteran USU.
Irawanda, V. 2013. Gambaran Penggunaan OAT Pada Pasien TB Paru di RSMP Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Skripsi, Fakultas Kedokteran UMP
Putra, A.G. 2011. Kepuasan Penderita TB Paru Tentang Pelaksanaan Strategi DOTS dalam Penanggulangan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. Skripsi, Fakultas Keperawatan USU.
Saptawati dkk. 2010. Evaluasi Metode FastPlaqueTB Untuk Mendeteksi Mycobacterium tuberculosis Pada Sputum di beberapa UPK di Jakarta-Indonesia. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Vol.8. Hal 2-6.
Pertiwi dkk. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Tuberkulosis di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1 (2)
Ramzie, M. 2010. Gambaran Perubahan Berat Badan Pada Pasien Tuberkulosis Selama Pengobatan DOTS di BP4 Medan. Skripsi, Fakultas Kedokteran USU.
Werdhani, R.A. 2002. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Jakarta : Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga. FKUI. Hal 2-3.
Ariani, Y., Isnanda C. 2011. Hubungan Pengetahuan Penderita TB Paru Dengan Kepatuhan Dalam Program Pengobatan TB Paru di Puskesmas Teladan Medan. Jurnal UDA. (http://uda.ac.id/jurnal/files/11.pdf, diakses 26 Januari 2014).
Muniroh, N, Aisah, S.2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penyakit TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jurnal Keperawatan Komunitas. 1(1): 33-42.
Ratnasari, N.Y. 2012. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Penderita TB di BP4 Yogyakarta Unit Minggiran. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Vol.8-Maret 2012. Hal 7-11.
Puri, N.A. 2010. Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO) Dengan Kesembuhan Pasien TB Paru Kasus Baru Strategi DOTS. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Wahab, I.2003. Penggunaan Komponen Strategi DOTS Dalam Keberhasilan Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas PB Selayang Kecamatan Medan Selayang. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Ritonga dkk. 2005. Pengaruh Status Gizi Kurang Pada Penderita Terhadap Kegagalan Pengobatan TB Paru di BP4 Semarang. Jurnal UNIMUS. 2(2).21. Martony, O, Hermanto. 2006. Efektivitas Pengobatan Strategi DOTS dan Pemberian Telur Terhadap Penyembuhan dan Peningkatan Status Gizi Penderita TB Paru di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2005. Jurnal Ilmiah PANMED.1 (1).38-43.
DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v5i1.1422
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Yanti Rosita, Ertati Suarni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.