BABY SPA MEMENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 3-6 BULAN DI JAKARTA TIMUR

Febry Mutiariami Dahlan, Risza Choirunissa, Misrati Misrati

Abstract


Menurut World Health Organization (WHO), bahwa 5 – 10 % anak – anak usia prasekolah mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Di Indonesia, keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti data angka kejadiannya, tetapi terdapat sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. Prevalensi gangguan perkembamgan anak yang mengalami gangguan tubuh kembang merupakan kejadi kedua tertinggi setelah kejadian masalah gizi pada bayi. Tujuan penelitian ini melihat apakah ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Design dengan rancangan Pretest Postest kelompok komtrol. Sampel penelitian ini adalah bayi usia 3-6 bulan dengan teknik simple random sampling. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon signed rank test (nilai <0,05) dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar bayi pada kelompok eksperimen sebelum melakukan baby spa terdapat 10 bayi (33,3%) dengan kategori perkembangan meragukan dan setelah melakukan baby spa menjadi 2 bayi (6,7%). Setelah dilakukan analisa bivariat didapatkan ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik bayi pada usia 3-6 bulan. Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan pada saat melakukan kunjungan nifas, atau melaksanakan posyandu bisa memberikan pelatihan kepada ibu atau masyarakat tentang pengaplikasian baby spa pada bayi sebagai salah satu program untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 


Keywords


baby spa, bayi, kognisi, perkembangan motorik

References


World Health Organization. Mental disorders fact sheets. (Online) 28 November 2019 di https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders [diakses tanggal 5 Mei 2020].

IDAI. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum Pada Anak. (Online) 5 September 2013. Di https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak [diakses 15 Desember 2020]

Depkes RI. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi dini tumbuh kembang anak tingkat pelayanan dasar. (Online) 2014 di http://www.kesga.kemkes.go.id/berita-lengkap.php?id=45tumbuhkembangoptimaldenganstimulasi%20SDIDTK [diakses tanggal 10 Mei 2020].

Galenia. 2014. Home Baby spa. Jakarta: Perum Buku Permai.

Kementerian Kesehatan dan Pusat R.I., 2015, Perkembangan Motorik Bayi. Jakarta.

Riskesdas. 2018, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan masyarakat, Jakarta.

Permenkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1025/MENKES/PER/X/2004. Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

Bety SB. 2012, Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Medical book.

Melva FD. 2010. Pemantauan Perkembangan Anak Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4(2): 116-129.

Julianti, 2017. Rahasia Baby spa. Jakarta: Writepreneur Club.

Puspita RM. 2013. Buku Pintar Merawat Bayi. Jakarta Timur: Dunia Sehat.

Puteri VTA, Taufik, S. dan Nurul, M. 2019. Pengaruh teknik baby spa terhadap perkembangan motorik dan kenaikan berat badan bayi. Mahakam Midwifery Journal. 4(1): 324-329.

Damayanti MS. 2015. Pengaruh baby solus per aqua terhadap peningkatan berat badan pada bayi dengan berat badan rendah usia 4-6 bulan. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purnamasari UB, Fitriani ND, dan Siti N. 2015. Pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik kasar pada bayiusia 3-6 bulan di mom’me organic baby and kids spa. Jurnal Kebidanan. 4(2): 40-43.




DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v11i2.2625

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Febry Mutiariami Dahlan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

   

Statistic counter 

sinta4