TINGGI AKHIR REMAJA BERDASARKAN TINGGI POTENSI GENETIK DIPENGARUHI OLEH STATUS GIZI

Mutiara Resya, Liza Chairani, Indriyani Indriyani

Abstract


Status gizi adalah kondisi tubuh terukur yang merefleksikan dari zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Status gizi normal dan tidak normal (kurus dan gemuk) merupakan dua kategori status gizi. Kekurangan gizi jangka Panjang akan berakibat hambatan dalam pencapaian tinggi badan akhir sesuai dengan tinggi potensi genetik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi terhadap tinggi akhir remaja berdasarkan tinggi potensi genetik di SMA Negeri 2 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik secara cross sectional. Data sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 323 orang. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tinggi badan serta berat badan siswa. Hasil penelitian didapatkan status gizi yang normal berjumlah 179 orang (69,9%) dan status gizi tidak normal 77 orang (30,1%) yang termasuk dalam tinggi akhir remaja sesuai Tinggi Potensi Genetik (TPG). Sedangkan untuk tinggi akhir remaja yang tidak sesuai TPG yaitu dengan status gizi normal 2 orang (3,0%) dan status gizi tidak normal 65 orang (97,0%). Hasil uji Chi-Square didapatkan hubungan antara status gizi terhadap tinggi akhir remaja berdasarkan tinggi potensi genetik di SMA Negeri 2 Palembang (p=0.000).


Keywords


Status gizi, tinggi akhir remaja, tinggi potensi genetik.

Full Text:

PDF

References


Almatsier S. 2015. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018 (Report of Indonesian Basic Health Survey). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Balitbangkes. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Aggoun Y. 2007. Obesity, Metabolic Syndrom, and Cardiovascular Disease. Pediatric Research 61 (6): 653-659.

Addo OY dkk. 2013. Maternal Height and Child Growth Patterns. The Journal of Pediatrics, 163 (2): 549-554.

IDAI. 2013. Nutrisi pada Remaja. Jakarta.

Aguayo VM & Menon P. 2016. Childhood Stuting: Global Perspective. Matern Child Nutr, 12 (1): 12-26.

Anugraheni H dan Kartasurya M. 2012. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College. 1(1):30-37.

Noor EWS, Joko P, dan Maria HH. 2015. Relationship between nutritional status of children under five with parents who work. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18 (4): 387–397.

Ahmad S. 2014. Hubungan Asupan Energi, Protein, Seng, dan Kebugaran Fisik dengan Prestasi Belajar Anak Stunting di SDN Penganten I, II, dan III Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. Diss. Universitas Diponegoro.

Naiki Y, Horikawa R, & Tanaka T. 2013. Assessment of psychosocial status among shortstature children with and without growth hormone theraphy and their parents. Clinical Pediatric Endocrinology, 22 (2):25-32.

Lee JM, Danielle A, Sharon MC, Niko K, Robert FC, Robert HB, dkk. 2009. Short stature in a population-based cohort: social, emotional, and behavioral functioning. Pediatrics, 124(3):903-908.

Christiani C, Pratiwi T, & Bambang M. 2014. Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 3(1):102-114.

Baraldi LG & Wolney LC. 2013. Parent’s social status and children’s nutrition influence on the university entrance of young adults in the last two decades in Brazil. Rev Bras Epidemiol, 17 (2):116-125.

Monteiro CA, Lima AL, Silva AC, Konno SC, Conde WL, & Benicio MH. 2010. Causes of the accelerated decline in child undernutrition in Northeastern Brazil (1986-1996-2006). Rev Saude Publica, 44(1): 17-27.

Vieira, V.C.R., Sylvia, C.C.F., Mauro, F., & Silvia, E.P. 2007. Stunting: its relation to overweight, global or localized adiposity and risk factors for chronic non-communicable diseases. Revista Brasileira de Saude Materno Infantil, 7 (4): 365-372.

Puspitasari, Y., Muhammad, S., & Choirun, N. 2018. Asupan Makanan Padat Energi Rendah Mikronutrien Pada Remaja Stunted Obesitas Usia 15-18 Tahun Di Kota Semarang. Journal Of Nutrition College, 7 (2): 61-70.

Jafar, N. 2016. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak usia Sekolah. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin,

Campbell NA & Reece JB. 2012. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. (Wulandari DT, penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Melmed S & Kleinberg D. 2011. Williams Textbook of Endocrinology 12th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Suryo. 2011. Genetika Manusia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Elya N. 2014. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah dan Komprehensif. Yogyakarta: Deepublish.

Laala KCG, Maureen IP, & Nova, HK. 2018. Hubungan antara tinggi badan orang tua dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(4): 1-8.

Garza C, Elaine B, Aldeheid WO, & Mercedes O. 2013. Parental height and child growth from birth to 2 years in the WHO multicentre growth reference study. Maternal and Child Nutrition, 9(1): 240-




DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v12i2.3910

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Liza Chairani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

   

Statistic counter 

sinta4