Pelaksanaan Konsep Pemberdayaan Keluarga Dan Optimalisasi Posyandu Dalam Mengatasi Balita Gizi Kurang
Abstract
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di Kota Palembang, prevalensi balita yangmengalami gizi buruk menurun yaitu, 1,38% (2007) menjadi 0,65% (2006), sedangkan prevelensibalita yang menderita KEP total menurun dari 15,04% (2006) menjadi 10,75% (Dinkes KotaPalembang, 2007). Pada tahun 1989-2000 intervensi gizi dari pemerintah memang lebih cepatdilakukan saat posyandu karena masih berfungsinya posyandu dan tenaga-tenaga medis wajibpraktek yang menjangkau hingga ke pelosok-pelosok daerah. Namun, saat ini tinggal 40 persenyang masih aktif. Pendekatan yang digunakan untuk kondisi darurat penanggulangan lebihdifokuskan pada intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Jika bukan dalam keadaandarurat pencegahan kurang gizi harus dilakukan dengan konsep pemberdayaan keluarga.
Penelitian dilakukan guna menggali informasi lebih dalam pelaksanaan konseppemberdayaankeluarga dan optimalisasi posyandu dalam mengatasi kasus balita gizikurang/buruk di Kecamatan Gandus Palembang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikaninformasi yang bermanfaat untuk penurunan kasus gizi kurang/buruk dan kebijakan daerahsetempat dalam menentukan arah dan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan masalah gizikurang/gizi buruk.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, dilakukan terhadap 74 ibu balita.Sedangkan informal? adalah Staf Sie Perbaikan Gizi Subdin Kesga Dinas Kesehatan KotaPalembang, dokter Puskesmas Gandus, Koordinator Posyandu di Daerah Gandus, Staf ProgramGilingan Mas (Gizi, Kesehatan Lingkungan, dan Imunisasi) Puskesmas Gandus Palembang.
Strategi untuk mengatasi gizi makro berupa konsep pemberdayaan keluarga belumdapat dilaksanakan (74,3 %) di Wilayah Kecamatan Gandus Palembang. Hasil analisis kualitatifpelaksanaan konsep pemberdayaan keluarga bahwa ibu-ibu tahu tentang konsep keluarga sadargizi sebagai konsep pemberdayaan keluarga tetapi tidak melaksanakannya dengan alasanekonomi. Kegiatan posyandu belum optimal karena datangnya masyarakat ke posyandu masihdengan alasan adanya PMT berdasarkan data monitoring Sistem Kewaspadaan Dini Nasional(SKDN) di kola palembang tahun 2007, peran serta masyarakat terhadap program perbaikan gizimasyarakat masih kurang yaitu 78% dengan target 80%. Dampak kegiatan program perbaikangizi pun masih kurang yaitu 75,6% dengan target 80%.
Simpulan penelitian ini adalah : 1) Strategi yang dilaksanakan untuk mengatasi gizimelalui pemberdayaan keluarga belum dilaksanakan secara optimal, 2) Posyandu sebagaiwahana pelayanan belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Saran-saran berupa :1) Perlunya pengembangan kegiatan peduli gizi keluarga dengan cara membantu modal usaha, 2)Peningkatan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan posyandu, 3) Pengembangan keluargamandiri sadar gizi dan diseminasi informasi kepada masyarakat khususnya tentang PedomanUmum Gizi Seimbang (PUGS).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dinas Kesehatan Kota Palembang Subdin Kesga Ibu dan Anak Sie Perbaikan Gizi, 2007, Profil Gizi Kota Palembang tahun 2007.
Martinah, 2008, Meluasnya Fenomena Gizi Buruk, http://www.republika.co.id
Notoatmodjo, Soekidjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Puskesmas Gandus Palembang, 2007, Profil Puskesmas gandus Palembang Tahun 2007.
Sirajuddin, diakses 24 Maret 2008, Model Tungku (Hearth) Terbukti Mampu Mengeliminasi Kasus Kurang Gizi Secara Berkelanjutan. http://www.gizi.net
Soekirman, diakses 24 Maret 2008, Perlunya Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah gizi Makro di Indonesia. http://www.gizi.net
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar, 2001, Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC
Taslim, Nurpudji. A, diakses 24 Maret 2008, Kontroversi Seputar Gizi buruk: Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan, http://www.gizi.net
DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v1i1.40
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Nani Sari Murni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.