PERBANDINGAN NILAI EOSINOFIL ANTARA PENDERITA RINITIS ALERGI DAN PENDERITA ASMA BRONKIAL
Abstract
Rinitis alergi dan asma bronkial merupakan penyakit saluran pernapasan yang memiliki kesamaan dalam hal anatomi dan mediator inflamasi. Inflamasi pada rinitis alergi dan asma bronkial melibatkan akumulasi eosinofil dalam membran mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan nilai eosinofil antara penderita rinitis alergi dan penderita asma bronkial. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik desain cross sectional. Pemeriksaan nilai eosinofil menggunakan Automated Hematology Analyzer Sysmex XS-800i di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Teknik consecutive sampling sebanyak 31 penderita rinitis alergi dan 31 penderita asma bronkial yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata nilai eosinofil penderita rinitis alergi 2,26% dan penderita asma bronkial 5,74% dengan hasil Mann-Whitney test diperoleh p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan, terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai eosinofil antara penderita rinitis alergi dan penderita asma bronkial.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Nugraha IBA, Suryana. Peranan Antibodi Anti-Imunoglobulin E dalam Tatalaksana Asma Bronkial. Cermin Dunia Kedokteran. 2016; 43(8):620-624.
Seidman MD, Gurgel RK, Lin SY, Schwartz SR, Baroody FM, Bonner JR, et al. Clinical Practice Guidline Allergic Rhinitis. Otolaryngology Head Neck Surgery. 2015; 152(1S):S1-43.
Brashers VL. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen. Edisi 2, terjemahan. Jakarta: EGC.
Supit V, Wungouw HIS, Engka JN. Hubungan Lama Kerja Dengan Kejadian Rinitis Alergi pada Pekerja Pabrik Roti di Manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi. 2019;1(3):1-4.
Global strategy for asthma management and prevention. (Online) 22 June 2019 di www.ginasthma.org [diakses tanggal 30 Mei 2022].
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015. (Online) di https://dinkes.sumselprov.go.id/profil/. [diakses tanggal 30 Februari 2022].
Mehta P. Allergic Rhinitis and Bronchial Asthma. Journal of The Association of Physicians of India. 2014; 62:23-26.
Mangunkusumo E, Soetjipto D. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Sonawane R, Ahire N, Patil S, & Korde A. Study of Eosinophil Count in Nasal and Blood Smear in Allergic Respiratory Diseases. MVP Journal of Medical Sciences. 2016;3(1):44-51.
Nurhayati N, Hendarto GS. Routine asthma control, other factors and trend of perception on controlled asthma among asthma patient in a hospital in Jakarta. Health Science Journal of Indonesia. 2015;1:52-56.
Rafi M, Adnan A, Masdar H. Gambaran Rinitis Alergi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2013-2014. Jom FK. 2015;2(1):1-11.
Chong SN, Chew FT. Epidemiology of allergic rhinitis and associated risk factors in Asia. World Allergy Organization Journal. 2018;11(1):17.
Loscalzo J. 2016. Harrison Pulmonologi dan Penyakit Kritis. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Adams GL, Boies LR, Hilger PA. 2013. Boies: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Manuyakorn W. Airway Remodelling in Asthma: Role for Mechanical Forces. Asia Pasific Allergy. 2014;4(1): 19-24
Eng SS, DeFelice ML. The Role and Immunobiology of Eosinophils in the Respiratory System: a Comprehensive Review. Clinic Rev Allergy Immunol. 2016;50(2):140-158.
DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v13i2.4066
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Budi Utama
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.