HUBUNGAN DERAJAT MEROKOK DENGAN KOMORBIDITAS PPOK DI RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA

Fauzan Rizqi Ritonga, Cut Khairunnisa, Nina Herlina

Abstract


 

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan kondisi yang menunjukkan ciri-ciri dan keterbatasan pada saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK termasuk dalam kategori penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Meningkatnya paparan faktor risiko diduga terkait dengan peningkatan kasus PPOK. Konsumsi rokok merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian PPOK. Perilaku merokok yang tinggi di masyarakat Aceh utara pada segala usia ini yang kemungkinan berpengaruh terhadap tingginya kejadian PPOK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat merokok dengan komorbiditas PPOK di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh utara tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik terhadap 91 sampel yang berusia >18 tahun yang diambil secara purposive sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari derajat merokok menggunakan rumus indeks brinkman serta kategori komorbiditas PPOK. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah kategori PPOK tanpa komorbid dengan derajat merokok berat sebesar 73,9%. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi square menunjukkan p value > 0,05. Terdapat derajat merokok yang berat pada kedua jenis komorbiditas PPOK sehingga hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara derajat merokok dengan komorbiditas PPOK di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2023


Keywords


PPOK, Indeks Brinkman, Derajat Merokok, Komorbid

References


Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Updated 2021. Gold. 2021.

KEMENKES RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/687/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Penyakit Paru Obstruktif Kronik. 2019. p. 6–9.

Smeltzer SC, Bare BG. Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddarth. Alih bahasa oleh Agung Waluyo(dkk), EGC, Jakarta. 2002. 72–9 p.

Jaswirna AA, Irasanti SN, Ibnusantosa G, Dokter PP, Kedokteran F, Islam U. Hubungan Perilaku Merokok dan Komorbid dengan Lama Rawat Inap Pasien PPOK di RSUD Al Ihsan Bandung tahun 2019-2021. 2021;84–90.

GOLD. Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease, 2020 Report. 2020.

Badan Pusat Statistik Indonesia. Profil Statistik Kesehatan 2023. [Internet]. jakarta; 2023. Available from: https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/20/feffe5519c812d560bb131ca/profil-statistik-kesehatan-2023.html

Muhammad Amin, Faisal Yunus, Budhi Antariksa et. al. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) : diagnosis dan Penetalaksanaan. PDPI. jakarta: UI-Press; 2016. 3–98 p.

Indonesia PDP. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): diagnosis dan penatalaksanaan. Ed ke-1 Jakarta. 2011;8–10.

Kemenkes RI. Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Vol. 53, Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2018. p. 154–65.

Indonesia K kesehatan republik. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta; 2020. 11–3 p.

Johannes Luoto, Pihlsgård, Mats, Wollmer, Per, Elmståh S. Relative and absolute lung function change in a general population aged 60–102 years. Eur Respir J. 2019;53(3):7–10.

Horn EK, Van Benthem TB, Hakkaart-van Roijen L, Van Marwijk HWJ, Beekman ATF, Rutten FF, et al. Cost-effectiveness of collaborative care for chronically ill patients with comorbid depressive disorder in the general hospital setting, a randomised controlled trial. BMC Health Serv Res. 2007;7:1–14.

Ansar RAN. Hubungan antara kebiasaan merokok dan tingkat keparahan penyakit paru obstruktif kronik. 2018;42–3.

Dong F, Huang K, Ren X, Qumu S, Niu H, Wang Y, et al. Factors associated with inpatient length of stay among hospitalised patients with chronic obstructive pulmonary disease, China, 2016–2017: a retrospective study. BMJ Open. 2021;11(2):e040560.

Najihah, Theovena EM. Merokok dan Prevalensi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Wind Heal J Kesehat. 2022;5(4):745–51.

Smith MC, Wrobel JP. Epidemiology and clinical impact of major comorbidities in patients with COPD. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2014;871–88.

Putcha N, Drummond MB, Wise RA, Hansel NN. Comorbidities and chronic obstructive pulmonary disease: prevalence, influence on outcomes, and management. In: Seminars in respiratory and critical care medicine. Thieme Medical Publishers; 2015. p. 575–91.

Hillas G, Perlikos F, Tsiligianni I, Tzanakis N. Managing comorbidities in COPD. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2015;95–109.

Barnes PJ. GOLD 2017: A New Report. Chest. 2017;151(2):245–6.

Tyas Ayu Laksita Sari. Hubungan derajat merokok terhadap sesak nafas pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Naskah Publ. 2021;5–18.

Asyrofy A, Arisdiani T, Aspihan M. Karakteristik dan kualitas hidup pasien Penyakit Paru Obstruksi Konik (PPOK). NURSCOPE J Penelit dan Pemikir Ilm Keperawatan. 2021;7(1):13--21.




DOI: https://doi.org/10.32502/sm.v14i2.7797

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 FAUZAN RIZQI RITONGA

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/

   

Statistic counter 

sinta4