DAYA TUMBUH TANAMAN PIONIR PADA AREA BEKAS TAMBANG TIMAH DI KECAMATAN BAKAM, PROVINSI BANGKA BELITUNG
Abstract
Tanaman Pionir merupakan pendatang baru pada tahapan awal suksesi dengan sifat-sifat khusus pada spesies tertentu dengan maksud mengembangkan keberadaan jenis yang lebih mantap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis tanaman pionir yang berpotensi tumbuh di areal Bekas Pertambangan Timah Bangka Kecamatan Bakam. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bakam dan di Balai Riset Laboratorium Biologi Universitas Sriwijaya Palembang pada tanggal 19 Agustus 2017 sampai dengan 19 November 2017. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 27 bibit untuk tiga jenis tanaman pionir yang terdiri atas tiga perlakuan sembilan ulangan, perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah 3 jenis tanaman pionir yaitu karet (Havea brasiliensis), Akasia (Acacia mangium), dan Sengon (Falcataria moluccana) dengan parameter yang diamati terdiri dari viabilitas tumbuh, tinggi batang, jumlah daun, diameter batang dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis tanaman yang mampu hidup pada areal bekas tambang timah adalah Karet dengan persentase hidup sebesar 31,34%, Akasia (Acacia mangium Willd.) sebesar 33,64%, dan Sengon (Falcataria moluccana) sebesar 35,02% .Tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh tertinggi tanaman Sengon yaitu 8,44 minggu dan tanaman yang menunjukkan viabilitas tumbuh terendah adalah tanaman Akasia yaitu 7,56 minggu. Pada parameter tinggi batang, respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Sengon yaitu 42,12cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,22 cm. Tanaman yang menunjukkan jumlah Pada parameter jumlah daun dengan respon jumlah daun tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia yaitu 21,99 helai dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 2,55 helai. Pada parameter dimeter batang respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Karet, yaitu 0,39 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 0,29 cm. Pada parameter panjang akar respon tertinggi ditunjukkan oleh tanaman Akasia, yaitu 10,5 cm dan respon terendah ditunjukkan oleh tanaman Sengon, yaitu 6,8 cm. Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa tanaman pionir yang paling cocok untuk reklamasi lahan tambang timah bangka yaitu tanaman Sengon
Pioneer plants are newcomers to the initial stages of succession with special characteristics in certain species with the intention of developing a more stable type. This study aims to analyze the types of pioneer plants that have the potential to grow in the former Bangka Tin Mining area of Bakam Subdistrict. This research was conducted in Bakam Subdistrict and at the Biology Laboratory Research Center of Sriwijaya University Palembang on August 19, 2017 to November 19, 2017. This study used the Experimental method with a Completely Randomized Design (RAL) pattern, with 27 seeds for three types of pioneer plants consisting for the three treatments of nine replications, the treatments carried out in this study were 3 types of pioneer plants namely rubber (Havea brasiliensis), Acacia (Acacia mangium), and Sengon (Falcataria moluccana) with parameters observed consisting of growing viability, stem height, number of leaves , stem diameter and root length. The results showed that the types of plants that were able to live in the former tin mining area were rubber with a percentage of life of 31.34%, Acacia (Acacia mangium Willd.) Of 33.64%, and Sengon (Falcataria moluccana) of 35.02%. Plants that showed the highest growth viability of Sengon plants were 8.44 weeks and plants that showed the lowest growth viability were Acacia plants which were 7.56 weeks. In the stem height parameters, the highest response was indicated by the Sengon plant which was 42.12cm and the lowest response was indicated by the Acacia plant which was 21.22 cm. Plants that showed the highest number of leaf parameters with the highest number of leaf responses were shown by Acacia plants, which were 21.99 strands and the lowest response was indicated by Sengon plants, ie 2.55 strands. The highest response parameter for stem dimeter is shown by rubber plants, which is 0.39 cm and the lowest response is indicated by Acacia plants, which is 0.29 cm. The highest parameter of root length response was shown by Acacia plants, which was 10.5 cm and the lowest response was indicated by Sengon plants, which was 6.8 cm. Based on the results of the research data analysis, it was concluded that the most suitable pioneer plants for the reclamation of bangka tin mining land was Sengon plant.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abubakar, F. 2009. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Nikel di PT. Inco Tbk. Sorowako, Sulawesi Selatan. (Online) Jurnal Prosiding Seminar Nasional Inovasi Perkebunan 2011 vo.6 No.2 hal.9-14 ISSN. 1333-1888
Atmosuseno, B. S. 2014. Budidaya, Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Bermanakusuma, R. 1978. Erosi, Penyebab dan Pengendaliannya. Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung.
BPS Kabupaten Bangka. 2017. Statistik Daerah Kecamatan Bakam. Katalog. 1101002.1901070
Dariah.,A1, A. Abdurachman1, dan D. Subardja2. 2010. Reklamasi Lahan Eks-Penambangan untuk Perluasan Areal Pertanian. Reclamation of Ex-Mining Land for Agricultural Extensification. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 1, Juli 2010. ISSN 1907-0799.
Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. 2006. Pedoman Reklamasi Lahan Tambang.Jakarta: Dephut.
Eka , B.T dan Ferry , Y. 2011. Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah Dengan Tanaman Karet (Heveabrasiliensis). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Online) Jurnal Prosiding Seminar Nasional Inovasi Perkebunan 2011 vo.1 No.5 ISSN. 4444222
Ginoga, K. & N. Masripatin. 2009. Potensi perdagangan karbon pada lahan pascatambang. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Pascatambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. pp: 27-40.
Hafif, B., D. Santoso, Mulud Suhardjo, dan I G. P. Wigena. 1992. Beberapa cara pengelolaan tanah untuk pengendalian erosi, Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk (Online) Jurnal Ilmu-Tanahvol.10, No.1, hal. 54-60. ISSN 1992-0225.
Hakim, et al., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hanafiah, K.A. 2013. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo.
Iriansyah, M. & A. Susilo. 2009. Kesesuaian Jenis Rehabilitasi Lahan Pasca tambang Batubara di PT. Kitadin, Embalut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Pasca tambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. pp: 1-7.
Iskandar, M. I dan Subagyo. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) untuk Kayu Rakitan. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan : 183-195. Bogor.
Jusran. 2006. Tingkat Keberhasilan Tumbuh Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Trembesi (Samanea saman) Umur 4 Bulan Pada Lahan Bekas Tambang PT. BJA (Bhumiku Jadi Abadi) di Separi Kabupaten Kutai Kartanegara. (online) Jurnal Politeknik Pertanian vol.1 No.3 (2006) ISSN.1333_5511
Kartika, et.al. 2012 Perbaikan Lahan Bekas Tambang Batubara Dengan Teknologi Probiotik (Genus Aspergill Us) di Kecamatan Cempaka, Kodya Banjarbaru. (online) Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 2, No.1, ISSN.2012_13333 PKMT-2-12-1
Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas Tambang berdasarkan Kaidah Ekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Riswan, U. H. dan Chandra I. 2014. Keragaman Flora Di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara PT BA Sumatera Selatan (Flora Diversity at Post-Coal Mining Reclamation in the PT BA South Sumatera) (online) Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 22, No.2, Juli 2015: 160-168 ISSN.2015_166678
Salam, H, et.al. 1997. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap beberapa sifat fisik dan kimia pada tanah Haplorthox Kuamang Kuning. Laporan kerja praktek Pendidikan Diploma Tiga pada Akademi Kimia Analisis Bogor.
Santoso, A. D. & A. Setiawan. 1994. Mengapa pH Kolam Bekas Tambang Relatif Stabil?, Studi Kasus pada Kolam Surya dan Sangatta North di Areal PT KPC Sangatta Kalimantan Timur. Jurnal Hidrosfir Indonesia. Vol. 4 No. 1. pp: 9-15.
Saridan, A. 2009. Uji Coba Reklamasi Tambang Batubara dengan Jenis-Jenis Dipterokarpa di PT. Kitadin, Kalimantan Timur. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Pascatambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. pp: 180-186.
Soeryoko, H. 2011. Kiat Pintar Memproduksi Cair dengan Pengurai Buatan Sendiri. Yogyakarta: Lily Publisher.
Soepraptohardjo. 1983. Surver Kapabilitas Tanah. Lembaga Pusat Penelitian Tanah, Bogor
Sosrosoedirdjo, H.S. T.B. dan Rifai. 2006. Ilmu Pemupukan II. CV yoseguna. Jakarta
Subroto dan Yusrani, A. 2005. Kesuburan dan Pemanfaatan Tanah. Bayumedia, Malang
Sutedjo, M.M. 2012. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Sutoro. 2007. Respon Terkorelasi Karakter Sekunder Tanaman Jagung pada Seleksi di Lingkungan Pemupukkan Berbeda. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 26, No.2. Hal. 120.
Yuliana, E. D. 2016. Karakteristik dan Klasifikasi Tanah Rawa Pasang Surut di Karang Agung Ulu Sumatera Selatan. (Online) Jurnal Udayana Mengabdi Vol. 8: No.1 hal. 8.
DOI: https://doi.org/10.32502/sylva.v7i2.1544
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by:
Contact Person:
Delfy Lensari, S. Hut, M. Si
Jurnal Sylva: Ilmu-ilmu Kehutanan
Forestry Program Study, Faculty of Agriculture, Universitas Muhamamdiyah Palembang
JL. Jend.A.Yani 13 Ulu Palembang, South Sumatra, Indonesia
Tel. (+62)711-511731; Email: jurnalsylvaump@gmail.com; Website: https://jurnal.um-palembang.ac.id/sylva
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License