POTENSI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KECAMATAN SEBERANG ULU II KOTA PALEMBANG

Yuli Rosianty, Innike Abdillah Fahmi, Delfy Lensari, Fredi Pernandes

Abstract


Green open space (RTH) is one of the most important elements in urban areas that can function to balance the ecological conditions in an area so that there is a balance between ecosystems and development developments in the modern era. But the pace of urban development often does not consider the existence of green space. Other than that, many people do not know the existence and function of green space, so it often looks like being ignored and not maintained. In this case, researchers are interested in identifying the potential presence of green open space in the Seberang Ulu II sub-district of Palembang. This study will collect data on the location of each green space in the Seberang Ulu II sub-district, identification of existing vegetation types, estimation of carbon storage, and the level of understanding of the Seberang Ulu II community on the existence and function of green space. The method used is to use plot sampling to determine the level of diversity of green space and the distribution of questionnaires to determine the level of community understanding. The results showed that the area of green open space in the Seberang Ulu II sub-district was only 1.88% of the total area. From the open green space location in Seberang Ulu II Subdistrict, there are 33 species of green open vegetation plants. Where Angsana plants (Pterocarpus indicus), trembesi (Albizia saman), palm (Elaeis guineensis Jacq.), Glodogantiang (Polyathea longifolia) and palm (Mascarena sp) become a plant that dominates and has the highest INP value.

Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu elemen terpenting di perkotaan yang dapat berfungsi untuk menyeimbangkan keadaan ekologi pada suatu kawasan agar terjadi keseimbangan antara ekosistem dan perkembangan pembangunan di era modern.  Tetapi, laju pembangunan perkotaan seringkali tidak mempertimbangkan keberadaan RTH. Selain itu,  banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan dan fungsi RTH sehingga sering terlihat seperti terabaikan dan tidak terpelihara. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengidentifikasi potensi keberadaan RTH di Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang. Penelitian ini akan dilakukan pendataan lokasi luas masing-masing RTH yang ada di Kecamatan Seberang Ulu II, identifikasi jenis vegetasi yang ada, dan estimasi simpanan karbon, serta tingkat pemahaman msyarakat Seberang Ulu II terhadap keberadaan dan fungsi RTH. Metode yang digunakan adalah menggunakan plot sampling untuk mengetahui tingkat keanekaragaman RTH dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan RTH di Kecamatan Seberang Ulu II hanya sebesar 1,88% dari luasan wilayahnya. Dari lokasi RTH yang tersebar di Kecamatan Seberang Ulu II terdapat 33 jenis tanaman penyusun vegetasi RTH dimana tanaman angsana (Pterocarpus indicus), trembesi (Albizia saman), sawit (Elaeis guineensis Jacq.), glodogantiang (Polyathea longifolia) dan palem (Mascarena sp) menjadi tanaman yang mendominasi dan memiliki nilai INP tertinggi.


Keywords


green open space; identification; INP; potential ;identifikasi; INP; potensi; RTH

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik Palembang. 2017. Kecamatan Seberang Ulu II dalam Angka. Kerjasama BPS Kota Palembang dan BAPPEDA Kota Palembang. Catalog BPS : 1102001,1671.040.

Budiarsa K., 2011. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Terbuka Hijau dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.Tesis Program Magister Prograam Studi Arsitektur Program Pascasarjana Universitas Udayana

Cindewiyani. 2006. Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon Sebagai Bahan Pertimbangan Pembangunan Hutan Kota. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Skripsi, tidak diterbitkan.

Fandeli C, Kaharudin & Mukhlison. 2004. Perhutanan Kota. Yogyakarta Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Hakim, R dan H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. Bumi Aksara. Jakarta

Hakim, R. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan : Panduan Estetika dan Dinding Penghalang Kebisingan. Bumi Aksara. Jakarta. 162 hal.

Herianyah, I. dan Mindawati, N. 2005. Potensi Hutan Tanaman Marga Shorea dalam Menjerap CO2 Melalui Pendugaan Biomassa Di Hutan Penelitian Haurbentes. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2 (2) : 105-111, Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Hermana, J. 2003. Bagaimana Kondisi Kualitas Udara Di Kota Surabaya Saat Ini?. Orasi Ilmiah Dies Natalis ITS, Surabaya.

IPCC. 2006. Greenhouse gas inventory reference manual. IPCC WGI Technical Support Unit, Hardley Center, Meteorology Office, London Road, Braknell, RG 122 NY, United Kingdom.

Kusminingrum, Nanny, dkk, 2008, Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali, Puslitbang Jalan Dan Jembatan. Bandung.

Muhlisin. 2016. Potensi dan Tantangan dalam Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Cilegon. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).

Nazaruddin.1994. Penghijauan Kota. Penebar Sawadaya, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia U U Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Prasetyo, et al. 2002. Integrating Remote Sensing and GIS for Estimating Aboveground Biomass and Green House Gases Emission. CEGIS Newsletter.

Puspitasari, D.A., Lis N.A,, dan Bambang H.I. 2017. Evaluasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Kota Dan Jalur Hijau Jalan Di Kecamatan Bantul. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Samsudi. 2010. Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Journal Of Rural And Development Volume 1 No. 1 Februari 2010.

SNI 03-1733-2004. Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan

Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture : A Manual of Site Planning and Design (second edition). McGraw-Hill Book Company. USA. 331 page.

Simanjuntak, Lisnawaty dkk . 2005. Metode Mengajar Matematika 2. Rineka Cipta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Tinambunan R. S. 2006. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekan Baru.Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Utami, L., Satria J. P., dan Dadang H. P. 2017. Identifikasi dan Evaluasi Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Kondisi Sifat Tanah di Wilayah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Palembang. Jurnal Penelitian Sains (JPS). Vol 13 No 3.

Widyastama, R., 1991. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota. Kompas 11. Juli 1991.




DOI: https://doi.org/10.32502/sylva.v8i2.2699

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

      

  

Contact Person:
Sasua Hustati, M.Si
Jurnal Sylva: Ilmu-ilmu Kehutanan
Forestry Program Study, Faculty of Agriculture, Universitas Muhamamdiyah Palembang
JL. Jend.A.Yani 13 Ulu Palembang, South Sumatra, Indonesia
Tel. (+62)711-511731; Email: jurnalsylvaump@gmail.com; Website: https://jurnal.um-palembang.ac.id/sylva

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License