Evaluasi Kenyamanan Visual pada Ruang Kuliah Non-Konvensional (Studi Kasus: Ruang Kuliah di Menara Universitas Tridinanti Palembang)

Tri Woro Setiati, Dyah Utari Yusa Wardhani

Sari


Standard pencahayan pada suatu ruangan memiliki perbedaan berdasarkan aktifitas yang dilakukan pengguna. Ruang kuliah non-konvensional dengan penggunaan tambahan alat elektronik berupa proyektor ternyata membutuhkan desain pencahayaan khusus. Hal ini dikarenakan adanya sumber cahaya tambahan dari proyektor, sehingga dibutuhkan penyesuaian terhadap sumber cahaya alami maupun buatan serta material permukaan sekitar agar tercapai tingkat kenyamanan visual pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tujuan untuk megevaluasi kenyamanan visual yang terjadi pada ruang kuliah yang menggunakan proyektor. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran langsung nilai iluminasi yang terjadi pada ruangan serta kuesioner yang dibagikan langsung pada responden sebagai pengguna tetap ruang. Pengukuran dan pengisiian kuesioner dilakukan pada 3 kondisi pencahayaan yang berbeda yaitu 100% pencahayaan alami, 100% pencahayaan buatan dan 50%-50% alami-buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39% pengguna merasa nyaman pada kondisi1 yaitu ruangan dengan pencahayaan alami 100% untuk aktifitas belajar. Namun untuk atifitas proses pengajaran dengan proyektor, 46% responden merasa lebih nyaman dengan kondisi 100% pencahayaan buatan.  Selain itu, diketahui adanya indikasi ketidaknyamanan visual karena adanya pantulan cahaya pada permukaan white board ke pengguna.


Kata Kunci


kenyamanan, visual, ruang, kuliah, proyektor.

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Darmasetiawan, C dan Puspakesuma. (1991) Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jilid 1: Pengetahuan Dasar, PT. GRamedia Widiasarana Indoneisa, Jakarta.

Frick, Heinz, Antonius Ardiyanto dan AMS Darmawan. (2008). Ilmu Fisika Bangunan.Kanisius : Yogyakarta.

Ghisi, Enedier and Tinker, John A, (2004) “An Ideal WindowArea Concept for Energi Efficient Integration of Daylight and Artificial Light ini Building”, Building and Environment: Science Direct, Vol 40, hal 51-61.

Groat, Linda dan David Wang. (2002). Architectural Research Methods. John Wiley & Sons : Canada.

Karlen, Mark dan James Benya. (2007) Dasar-dasar Desain Pencahayaan.Erlangga : Jakarta.

Koo, So, et.all (2010). “Automated Blind Control to Maximize The Benefits of Daylight in Buildings”, Building and Environment: Science Direct, Vol.45, hal 1508-1520.

Lechner, Norbert. (2002) Heating, Cooling, Lighting.Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Manurung (2012).Pencahayaan Alami dalam Arsitektur.ANDI Yogyakarta : Yogyakarta.

Satwiko, Prasasto.(2008). Fisika Bangunan.ANDI : Yogyakarta.

Soegijanto. (1999). Bangunan di Indonesia dengan iklim tropis lembab ditinjau dari aspek fisika bangunan. Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v4i1.2161

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexed by:

   

Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
View My Stats