Identifikasi Arsitektur Rumah Tradisional Melayu di Pulau Sumatera (Studi Perbandingan Komponen Pembentuk Arsitektur)
Sari
Rumah Tradisional Melayu merupakan salah satu komponen budaya Melayu dalam arsitektur, dirancang dan dibangun dengan kreativitas dan kemampuan estetika oleh masyarakat Melayu sendiri. Pendirian rumah tradisional ini merupakan refleksi dari ragam nilai hidup masyarakat berupa budaya dan sosial. Pada saat bangunan tersebut dibangun tentunya banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti aspek lingkungan dan iklim tropis dimana terdapat pengaruh pencahayaan sinar matahari dan curah hujan terhadap ruang pada arsitektur lokal Rumah Tradisional Melayu. Selain lingkungan dan iklim, faktor lain yang perlu diperhatikan lainnya adalah kebudayaan. Kebudayaan suku Melayu adalah berdasarkan hukum dan syariah agama Islam. Hal ini sehubungan bahwa Melayu identik dengan agama Islam. Melayu dan Islam tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Di Indonesia sendiri, Pulau Sumatera menjadi satu di antara wilayah yang banyak ditempati oleh orang-orang Melayu.Awalnya, masyarakat Melayu di Sumatera tidak hanya menetap di satu tempat saja, melainkan berpindah-pindah menyelusuri pantai dengan meninggalkan pemukiman-pemukiman kecil di sepanjang perjalanan. Artikel ini membahas Arsitektur rumah tradisional Melayu yang berada di Pulau Sumatera melalui metode perbandingan sumber pustaka (contents analysis) untuk mengindentifikasi elemen-elemen arsitektur sekaligus menjelaskan keterkaitannya dengan budaya dan kepercayaan setempat. Hasil studi ini memperlihatkan kesamaan elemen pembentuk arsitektur rumah tradisional Melayu di Pulau Sumatera dengan identitas pembeda pada bentukan atap. Kondisi ini disebabkan pengaruh permukiman Melayu di pesisir, dan kesamaan status sosial sebagai penganut agama Islam.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Ahimsa-Putra, H. S. (Ed). (2007). Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan. Balai Kajian dan pengembangan Budaya Melayu. Yogyakarta
Alimansyur, M., Makmur, Z., & Sidin, T. (1985). Buku Arsitektur tradisional daerah Sumatera Selatan. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Jakarta.
Artha, S. W. (2014). Konservasi Arsitektur Indies Pada Rumah Abu Di Kampung Kapitan 7 Ulu Palembang. E-Journal Graduate Unpar, 1(2), 22-38.
Dina, R. R. (2015). Makna dan Nilai Filosofis Masyarakat Palembang yang Terkandung dalam Bentuk dan Arsitektur Rumah Limas. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 17(2), 275-282.
Faisal, G. (2019). Arsitektur Melayu: Identifikasi Rumah Melayu Lontiak Suku Majo Kampar. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 6(1), 1-12.
Hasbi, R. M. (2017) Kajian Kearifan Lokal pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh. Vitruvian, 7(1), 265311. 1-16.
Ihsan, M. (2008). Analisa Ketahanan Gempa Pada Struktur Rumah Tradisional Sumatra. Skripsi pada Program studi Teknik Sipil Universitas Indonesia. Depok.
Indriani, I., Ratna, A. M., & Budiarto, A. (2019). The Influence of Malay Architecture Style on The Elements of Facade in Palembang Limas House. Tesa Arsitektur, Journal of Architectural Discourses, 17(1), 33-47.
Meutia, E. (2017). Identifikasi Model Proporsi Bangunan Arsitektur Tradisional Aceh. Prosiding Seminar Kearifan Lokal dan Lingkungan Binaan. 25 (26).1-11.
Mirsa, R. (2013). Rumoh Aceh. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Napitupulu, S.P., ?& Sitanggang, H. (1997). Buku Arsitektur Tradisional Melayu Sumatera Utara. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Rumiati, A., & Prasetyo, Y. H. (2013). Identifikasi Tipologi Arsitektur Rumah Tradisional Melayu di Kabupaten Langkat dan Perubahannya. Jurnal Permukiman, 8(2), 78-88.
Sabila, F., Antariksa, A., & Handajani, R. P. (2014). Pengaruh Faktor Non Fisik Terhadap Pembentukan Pola Ruang Bangunan Pada Rumoh Aceh Di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 2(1).1-19
Sarwono, A., Pramudji, R., Cahyadi, D., Taviana, D., Rumiawati, A., Faisal, G., Frisda, T., Pasaribu, A. R., Lumbantobing, H. R., Siregar, U. M., Hutagalung, M. I., Lubis, R. H., Putra, N. P., & Kurnia, R. (2016). Eksplorasi Arsitektur Sumatera Edisi : Etnis Melayu (Godang & Lontik). Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman. Medan.
Setyono, A. (2016). Arsitektur Rumah Limas Sumatera Selatan Studi Perbandingan Rumah Limas Di Desa Sirah Pulau Padang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Dengan Rumah Limas Di Palembang. Skripsi pada Program studi Arsitektur Universitas Islam Negeri Raden Patah (tidak dipublikasikan). Palembang.
Siswanto, A. (2009). Kearifan Lokal Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan Bagi Pembangunan Lingkungan Binaan. Local Wisdom: Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 1(1), 37-45.
Sukada, Budi A. (1989). “Memahami Arsitektur tradisional Dengan Pendekatan Tipologi”. Jati Diri Arsitektur Indonesia, Eko Budi Harjo (ed). Alumni, Bandung.
Sumarno, E., Karina, N., Ginting, J. S., dan Handoko. (2018). Sungai dan Identitas Melayu di Sumatera Timur pada Abad XX. Indonesian Historical Studies, Vol. 2, No. 2, 83-88
Tondi, M. L., & Iryani, S. Y. (2018). Nilai Dan Makna Kearifan Lokal Rumah Tradisional Limas Palembang Sebagai Kriteria Masyarakat Melayu. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 5(1), 15-32.
Utaberta, N., Tawil, N. M., Che-Ani, A. I., & Siwalatri, A. (Eds.). (2011). Prosiding Simposium Alam Bina Serantau 2011, Universiti Kebangsaan Malaysia-Universitas Udayana, 27 Januari 2011, Bali, Indonesia. Jabatan Seni Bina, Fakulti Kejuruteraan dan Alam Bina, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Wahyuningsih, B. A., & Abu, R. (1986). Buku Arsitektur Tradisional Daerah Riau. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v4i2.2880
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by:
Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.