Arsitektur Feminisme pada Women’s Empowerment Center di Medan

Nadhifa Meidwivita

Sari


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara menduduki peringkat ke-4 tertinggi jumlah penduduknya di Indonesia yaitu sebanyak 14.262.100 jiwa yang 51,9% diantaranya merupakan perempuan. Sementara itu provinsi ini juga berada pada posisi ke-7 tertinggi angka kekerasan terhadap perempuan berdasarkan data provinsi CATAHU 2020 sementara yang tercatat oleh Komnas Perempuan. Selain itu masih banyaknya tanggapan miring terhadap perempuan yang bekerja sebab dianggap kurang bertanggung jawab pada peran domestiknya. Padahal pengembangan potensi perempuan dapat membantu kesejahteraan keluarga sekaligus meningkatkan kemandiriannya. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani kasus ini, salah satunya diperlukan Women’s Empowerment Center sebagai wadah pengembangan potensi untuk setiap perempuan usia produktif serta pelayanan hukum, perawatan dan dukungan psikososial untuk perempuan korban kekerasan sehingga mereka siap untuk kembali dan menjalani perannya di kehidupan masyarakat luas. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif serta berbagai sumber literatur sebagai metode sekunder, perancangan Women’s Empowerment Center ini akan mengunakan pendekatan tema Arsitektur Feminisme yang pada dasarnya merancang suatu objek dengan mengadopsi sifat perempuan dan kekuatan dibalik sisi kelembutan wanita, kiranya dapat mengkomunikasikan objek perancangan sebagai sarana perlindungan dan pemberdayaan perempuan yang aman dan nyaman.

Kata Kunci


Women, Empowerment, Center, Arsitektur Feminisme

Teks Lengkap:

PDF (English)


DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v5i1.3125

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexed by:

   

Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
View My Stats