Tatanan Spasial Pura Paibon Warga Pemeregan di Denpasar
Sari
Tatanan spasial pura dibagi atas beberapa bagian, pembagian tergantung dari besar kecilnya pura serta kedudukan pura di masyarakat. Secara garis besar pembagian pura terdiri dari eka bhuwana, dwi bhuwana, tri bhuwana dan sapta bhuwana. Secara spasial, konsep pura biasanya terbagi menjadi tri mandala atau sanga mandala. Berdasarkan pernyataan tersebut, tersirat bahwa, tatanan spasial pura diikat oleh pembagian ruang yaitu eka bhuwana, trimandala dan sanga mandala. Namun dengan beragam jenis-jenis pura yang ada di Bali, perlu dilakukan penelitian secara spesifik untuk mengetahui tatanan spasial yang diterapkan di pura paibon. Penelitian ini mengambil lokus yaitu Pura Paibon Warga Pemeregan di Jalan Kepundung Denpasar. Berangkat dari teori tentang tatanan spasial Pura. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, pendekatan penelitian studi kasus, teknik analisis data kualitatif secara interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tatanan spasial Pura Paibon Warga Pemeragan terbagi menjadi tiga pembagian ruang, yaitu jeroan sebagai utama, jaba tengah sebagai madya dan jaba sisi sebagai nista. Pembagian spasial ini melambangkan Tri Loka (Bhur, Bhuwah, Swah) dan melambangkan tri mandala dengan menggunakan sumbu suci yaitu matahari terbit dan sumbu terendah/nista yaitu matahari terbenam.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Adiputra, IGN Tri. dkk. 2016. Konsep Hulu-Teben pada Permukiman Tradisional Bali Pegunugan/Bali Aga di Desa Adat Bayung Gede Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Bali. Jurnal Forum Teknik, 37 (01).
Corandy, Roland. 2007. Trends and Issues in Global Tourism. London: Springer.
Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing Among Five Traditions. California: Sage Publication.
Gelebet, I Nyoman. 1986. Pokok-Pokok Pengarahan Arsitektur Tradisional Bali. Bali: Dinas Kepariwisataan Daerah Bali.
Hood, Made Mantle. 2011. Triguna: A Hindu-Balinese Philosophy for Gamelan Gong Gede Music. Leiden: LIT Verlag Munster.
Indradewi, A.A Sagung Ngurah. 2016. Pergeseran Fungsi Pura di Bali: Dari Ritual ke Pertemuan Politik. Jurnal Kajian Bali Universitas Dwijendra, 06 (02).
Mendra, Syamsul Amar Haris. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Status Kemiskinan Rumah Tangga di Kota Pariaman. Jurnal Universitas Negeri Padang, 4 (1).
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2016. Filosofi dan Penerapan Konsepsi Bunga Padma dalam Perwujudan Arsitektur Tradisional Bali. Jurnal Lakau Betang, 03 (01).
Paramadhyaksa, I Nyoman Widya. 2009. Makna-makna Figur Naga dalam Seni Arsitektur Bangunan Suci Tradisional Bali. Jurnal Dewa Ruci, 06 (01).
Patra, Made Susila. 1985. Hubungan Seni Bangunan dengan Hiasan dalam Rumah Tinggal Adat Bali. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudharta, Tjok Rai. 2006. Beda Sadkahyangan dengan Sadwinayaka, Kolom Tatwa. Sarad Bali, Ed. No. 69/Tahun VII, Januari 2006.
Sudarta, Tjok Rai. 2008. Penerapan Tri Hita Karana di Subak Kawasan Perkotaan (Kasus: Subak Anggabaya, Kota Denpasar). Jurnal SOCA Universitas Udayana. 9 (2).
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryada, I Gusti Agung Bagus. 2012. Konsepsi Tri Mandala dan Sanga Mandala Dalam Tatanan Arsitektur Tradisional Bali. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Titib, I M. 2009. Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Wahana, Ni Putu Purnamasari Dewi. dkk. 2015. Wujud Ajaran Tri Hita Karana pada Interior Pura Agung Jagad Karana Surabaya. Jurnal Intra, 03 (02).
Windhu, Ida Bagus Oka. 1984. Bangunan Tradisional Bali Serta Fungsinya. Bali: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v6i1.4561
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by:
Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.