Sense of Place Kawasan Nagari Pagaruyung sebagai Narasi Ruang Kerajaan Pagaruyung

Muhammad Farhan, Wiryono Raharjo, Dwiwangga Sang Nalendra Hadi

Sari


Nagari Pagaruyung adalah nagari di Tanah Datar, Sumatera Barat yang berdasarkan sumber Tambo merupakan wilayah yang menjadi ibu kota Kerajaan Pagaruyung.  Kerajaan Pagaruyung merupakan kerajaan Hindu-Budha, kemudian beralih menjadi kerajaan Islam. Peradaban Minangkabau termasuk Kerajaan Pagaruyung tidak banyak ditemukan peninggalan dalam bentuk tertulis untuk mengungkapkan sejarah dan peradaban kebudayaannya. Peninggalan tidak tertulis termasuk tempat dan bangunan dapat menjadi bagian dalam mengungkapakan sejarah dan peradaban di masa silam. Berbagai peninggalan fisik yang masih ada saat ini mampu memberikan gambaran bagaimana peradaban Kerajaan Pagaruyung yang berkembang sehingga menciptakan identitas. Identitas yang sudah terbentuk juga mampu menggambarkan bagaimana berbagai peninggalan tersebut membentuk sense of place kawasan bersejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan memperoleh data melalui observasi, wawancara dan kajian data sekunder. Hasil penelitian adalah tempat sejarah kerajaan memiliki hubungan yang saling terkait terutama dalam membangun sebuah narasi ruang. Narasi ruang sejarah Pagaruyung digambarkan melalui linear dan berdasarkan pada pertimbangan urutan spatial dan temporal, strategi deklamasi atau deskripsi singkat mengenai situs juga digunakan sebagai pengenalan situs. Tingkatan narasi ruang yang kompleks bergantung pada kualitas individu dan keterikatannya dengan ruang.

Kata Kunci


narrative spaces, sense of place, Kerajaan Pagaruyung

Teks Lengkap:

PDF (English)


DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v7i1.4973

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexed by:

   

Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
View My Stats