EFEKTIVITAS PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) ASAL STUM MATA TIDUR DI POLYBAG

Gusmiatun Gusmiatun, R. Iin Siti Aminah, Ahmad Wibowo

Abstract


Giving the effectiveness of Monosodium Glutamate (MSG) on Growth Seed Rubber Origin Stum Sleep Eye in polybag. This study aims to get the best growth of seedling rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg) stum origin of sleep to the administration concentration and frequency of administration of MSG.  This research has been conducted in RT 04 RW 02 Village Langkan, Banyuasin, South Sumatra.  Has been carried out from April to July 2018.  This study uses a randomized block design (RAK) factorial with 3 replications 12 combined treatment and each treatment contained 3 plants examples.  The first treatment factors, namely concentration of MSG (M) consisting of: M0 = 0 g/liter of water, M1 = 15 g/liter of water, M2 = 30 g/liter of water and M3 = 45 g/liter of water.  A second treatment factor Frequency Provision of MSG (F) consisting of :  F1 = 1 time giving MSG, F2 = 3 time giving MSG, and F3 = 5 time giving MSG. Variables observed consisted of a time out shoots (day), shoot height (cm), the formation of an umbrella the first time (day), coiled shoots (cm), and the amount of the petiole (stalk). The results showed that administration of MSG concentrations do not affect significantly on all observed variables, except the variables observation time out buds and shoots significantly higher. Giving MSG concentration of 15 g/liter of water in the tabulation gives the highest yield against time out buds and shoots. MSG frequency of administration as much as 5 times in a tabulation gives the highest yield against time out rubber seeds sprout at the origin of the eye stum sleep. Interaction between MSG 15 g/liter of water in 3 times administration tabulation showed the highest results.

 

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan terbaik dari bibit karet  asal stum mata tidur terhadap pemberian konsentrasi dan frekuensi pemberian MSG. Penelitian ini telah dilaksanakan di RT 04 RW 02 Desa Langkan, Banyuasin, Sumatera Selatan. Telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2018.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 12 kombinasi perlakuan 3 ulangan dan masing-masing perlakuan terdapat 3 tanaman contoh. Faktor perlakuan pertama yaitu Konsentrasi MSG (M) yang terdiri dari : M0 = tanpa MSG, M1 = 15 g/liter air, M2 = 30 g/liter air dan M3 = 45 g/liter air.  Faktor perlakuan kedua yaitu Frekuensi Pemberian MSG (F) yang terdiri dari : F1= 1 kali pemberian MSG, F2= 3 kali pemberian MSG dan F3 = 5 kali pemberian MSG. Peubah yang diamati terdiri dari waktu keluar tunas (hari), tinggi tunas (cm), waktu terbentuknya payung pertama (hari), lilit tunas (cm), dan jumlah tangkai daun (tangkai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi MSG berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, kecuali Peubah pengamatan waktu keluar tunas dan tinggi tunas berpengaruh nyata. Pemberian konsentrasi MSG 15 g/liter air secara tabulasi memberikan hasil tertinggi terhadap waktu keluar tunas dan tinggi tunas. Frekuensi pemberian MSG sebanyak 5 kali  secara tabulasi memberikan hasil tertinggi terhadap waktu keluar tunas pada bibit karet asal stum mata tidur.  Interaksi antara perlakuan  MSG 15 g/liter air dalam 3 kali pemberian secara tabulasi menunjukkan hasil yang tertinggi.


Keywords


Monosodium Glutamate (MSG); MSG; Rubber Plant Seeds; Monosodium Glutamat (MSG); Vetsin; Bibit Tanaman Karet

Full Text:

PDF

References


Adit, Anang, Anissa, dan Inggar, 2010. Monosodium Glutamat Sebagai Pupuk Alternatif Tanaman Sri Rejeki (Aglaonema Commutatum L.) https://wordpress.com/2010/06/03/abstrac-monosodium-glutamat-sebagai-pupuk-alternatif-tanaman-aglaonema/ (di akses 24 Maret 2015)

Amypalupy, K. 2012. Pembuatan Bahan Tanam Tanaman Karet. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Sembawa. Pusat Penelitian Karet. Palembang

Ariyani, A. D. 1997 Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat (MSG) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sri Rejeki (Angloonema Commutatum L.). Undergraduate thesis, FMIPA Undip Semarang.

Badan Pusat Statistik. 2014. Karet dalam Angka di Sumatera Selatan. http://www.deptan.go.id [13 April 2015]

Boerhendhry I. 2009. Pengelolaan Biji Karet Untuk Bibit. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia Vol. 31 No. 5 Th. 2009 Page. p. 6-9. http://pustaka.litbang.deptan.go.id [23 Maret 2015]

Cahyono, 2010. Cara Sukses Berkebun Karet. Pustaka Mina. Jakarta.

Geha R, Baiser A,et al. 2000, Reviuw of Alleged Reation to Monosodium Glutamate And Autcame of a muticenter Double-Blind Placebo Controled Study, The journal of nutrition.

Hero F dan K Purba. 2010. Potensi dan Perkembangan Pasar Ekspor Karet Indonesia di Pasar Dunia.http://pphp.deptan.go.id [27 Februari 2015]

Jumin H. B. 1991. Dasar-dasar Agronomi. CV. Rajawali, Jakarta

Kurniasari, D. 2008. Efektivitas Pemberian Monosodium Glutamat (MSG) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo. Jakarta.

Lingga, P dan Marsono.2008.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar swadaya. Jakarta.

Marchino, F. 2011. Pertumbuhan stum mata tidur beberapa klon entres tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg) pada batang bawah PB 260 di lapangan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.

Nazaruddin dan F.B Paimi. 1992. Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.

Prawirihardjono, W., Dwiprahassto, I., Astuti,I., Hadiwandowo, S., Kristin, E., Muhammad, M., dan Kelly, M. 2000. The Administrtion to Indonesians of Monosodium L-Glutamate in Indonesiaan Foods: An Assessment of Adverse Reaction in RandomizedDouble-Blind,Croosover, Placebo-Controlled Study. Journal of Nutrition, 130, 1074S-1076S.

Prihyanti L. E ; Sinaga L ; Charloq, dan N. Rahmawati , 2013. Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) dengan Pemberian Air Kelapa dan Pupuk Organik Cair, Fakultas Pertanian USU Medan.

Salisbury, F.B dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (jilid 2). ITB. Bandung.

Setiawan, D. H dan A. Andoko. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agro Media Pustaka. Jakarta

Setyamidjaja, D. 1993. Budidaya Pengolahan Karet. Kanisius. Jakarta.

ShiddiqiU. A. ; Murniati, dan Saputra S. I. 2012. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Bibit Stum Mata Tidur Tanaman Karet (Hevea Brasilliensis Muell. Arg). Fakultas Pertanian Universitas Riau

Tjokroadikoesoemo, P.S., 1993. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Gramedia. Jakarta

Wijaya, T. dan Hidayanti, U. 2003 Saptabina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Sembawa Pusat Penelitian Karet. Palembang.

Yardha E. S dan Mugiyanto. 2007. Teknik Pembibitan dan Budidaya Karet Unggul di Provinsi Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.Jambi.http://jambi.litbang.deptan.go.id[13 Maret 2015].

Yatim, Wildan.(1982). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Penerbit Tarsito.




DOI: https://doi.org/10.32502/jk.v15i2.3863

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
klorofil by jurnal.um-palembang.ac.id is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.