PENINGKATAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN KERING MASAM
Abstract
Lahan kering masam mempunyai potensi besar untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan juga tanaman hortikultura. Bawang merah salah satu komoditas hortikultura unggulan yang perlu dikembangkan karena memiliki peluang pasar yang besar baik lokal maupun ekspor, salah satunya dengan sistem perluasan lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan kering masam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan jenis varietas bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang sesuai di lahan kering masam. Penelitian ini dilaksanakan dilahan petani Kecamatan Sukarami, Kelurahan Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 3 perlakuan dan diulang 9 kali. Adapun perlakuannya jenis varietas (V) yaitu V1 = Bima brebes, V2 = Tajuk dan V3 = Sanren. Peubah yang diamat dalam penelitian ini antara lain : jumlah umbi (umbi), bobot umbi peru rumpun (g), dan bobot umbi per petak (kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas yang dicobakan pada lahan keing masam menunjukkan tidak signifikan tetapi secara tabulasi jenis varietas Tajuk memberikan produksi tertinggi 0,47 kg/petak setara 1,88 ton/ha.
Dry acid land has great potential for the development of agricultural food crops and also horticultural crops. Shallots are one of the leading horticultural commodities that need to be developed because they have large market opportunities both locally and for export, one of which is through a system of expanding agricultural land by utilizing acidic dry land. This research aims to determine and obtain types of shallot varieties (Allium ascalonicum L.) that are suitable for acid dry land. This research was carried out on farmers' land in Sukarami District, Sukarami Village, Palembang City, South Sumatra. This research used an experimental method with a non-factorial randomized block design (RAK) with 3 treatments and repeated 9 times. The type of variety (V) treated is V1 = Bima brebes, V2 = Tajuk and V3 = Sanren. The variables observed in this research included: number of tubers (tubers), weight of tubers per cluster (g), and weight of tubers per plot (kg). The results of the research showed that the varieties tried on sour dry land showed no significance but tabulatedly the Tajuk variety gave the highest production of 0.47 kg/plot equivalent to 1.88 tons/ha.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azmi, C., I. M. Hidayat dan G. Wiguna. 2016. Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang Merah. Jurnal Hortikultura. 21(3), 206-213.
Badan Pusat Statistik dan Direktrorat Jenderal Hortikultura. 2023. Produksi Bawang Merah Menurut Provinsi Tahun 2020-2022. Data Tiga Tahun Terakhir Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2023, 1.https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view=&id=61
Fatirahma, F dan Kastono, D. 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. Aggregatum group) di Lahan Pasir. Vegetalika. 9(1) : 305-315
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hawayanti. E., Astuti. D. T. Ananda. D. R. Sinta. D. A. Sebayang. N. 2022. Peranan Limbah Pertanian dan Tingkat Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L) di Lahan Pasang Surut Tipe Luapan D. Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 Volume 13Nomor 1, April 2022.
Mulyani, A. 2006. Potensi Lahan Kering Masam untuk Pengembangan Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 28(2): 16–17.
Mulyani, A. dan M. Sarwani. 2013. Karakteristikdan Potensial Lahan Sub Optimal untuk Pengembangan Pertanian di Indonesia. Jurnal sumberdaya Lahan Mo. 2 tahun 2013. Hal 47-56. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor.
Samadi, B dan Cahyono B,. 2005. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 74 hlm
Sopha, G.A. 2020. Influence of Plant Density, Compost and Biofertilizer on True Shallot Seed Growth in Alluvial Soil. Indones. J. Agric. Sci. 21(2):70. Doi: 10.21082/ ijas.v21n2.2020.p70-77.
Sufyati, Y. 2006. Pengaruh ukuran fisik dan jumlah umbi per lubang terhadap Pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.). J.Floratek 2 : 43 – 54.
Sutono, S. W. Hartatik, dan J. Purnomo. 2007. Penerapan Teknologi Pengelolaan Air dan Hara Terpadu untuk Bawang Merah di Donggala. Balai Penelitian Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 41 hal.
Suwandi. 2015. Teknologi Bawang Merah Off-Season : Strategi dan Implementasi Budidaya. Hal 21-30. dalam I. Djatnika, M.J.A. Syah, D. Widiastoety, M.P Yufdy, S. Prabawati, S. Pratikno & O. Luthfiyah (eds), Inovasi hortikultura “pengungkit peningkatan pendapatan rakyat”. IAARD Press. Jakarta. 294 hal.
Wati, T.A dan P, Sobir. 2018. Keragaan Tujuh Varietas Bawang Merah (Allium cepa L.Aggregetum group) TTS (True Shallot Seed). Jurnal Horticulturae. 2(3); 16-24
DOI: https://doi.org/10.32502/jk.v19i1.8719
Refbacks
- There are currently no refbacks.
klorofil by jurnal.um-palembang.ac.id is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.