Akulturasi Budaya di Kawasan Kauman Surakarta

Retno Widyanti Praiswari, Yayi Arsandrie

Sari


Surakarta dikenal dengan kota multikultural. Hal itu disebabkan karena Surakarta dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang etnis dan budaya yang berbeda. Pemerintah Belanda menempatkan etnis-etnis ini pada satu wilayah berbeda di Surakarta. Salah satunya di wilayah Kauman, yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan menetap secara berkelompok oleh etnis Tionghoa dan keturunannya. Dengan adanya keberagaman budaya dalam satu kawasan dapat menimbulkan akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut yang dapat berbentuk sosial, kesenian maupun dari fisik bangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberagaman etnis yang ada di Kauman, serta wujud akulturasi yang terjadi di Kauman Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang dilakukan dengan studI literatur, wawancara serta observasi. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya dan etnis apa saja yang terdapat di Kauman, wujud akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut serta style/gaya akulturasi arsitektur yang paling dominan digunakan pada kawasan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, kawasan Kauman dihuni oleh pendatang dari berbagai etnis, yaitu etnis Tionghoa, Arab dan Madura. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya di kawasan Kauman, yang juga berdampak pada bangunan di Kauman yang memiliki style/gaya arsitektur beragam. Style/gaya arsitektur yang paling dominan pada bangunan kuno di Kauman adalah gaya arsitektur Indis, yang merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Eropa dan arsitektur Jawa. Etnis pendatang yang masuk di Kampung Kauman tidak mewariskan akulturasi berupa bangunan yang berciri khas budaya masing-masing, untuk bangunan berciri khas Tionghoa banyak ditemui di sekitar Pasar Gede dan Kali Pepe.


Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Berry, J. W. (2005). Acculturation: Living Succesfully In Two Culture. International Journal Of Intercultural Relations.

Darban, A. A. (1984). Laporan Penelitian. Kampung Kauman: Sebuah Tipologi Kampung Santri di Perkotaan Jawa, 1.

Egasanti, D. (2014). Sejarah Kampung Kauman Semarang (Menguak Sisi Sosial dan Ekonomi) Tahun 1992-2002. Journal Of Indonesian History, 7-8.

Indrayanti, E. (2009). Perekonomian Etnis Tionghoa di Surakartaa Tahun 1959-1974. Skripsi. Fakultas Keguruan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Musa, I. (2017, April 5). Pengertian Akulturasi. Diakses dari http://definisikonseptual.blogspot.com/2017/04/akulturasi.html

Novianti, R. 2009. Tradisi Mawaris di Pasar Kliwon. Skripsi. Fakultas Keguruan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Nugroho, A. (2014). Slogan Solo The Spirit Of Java Sebagai Promosi Pemerintah Kota Solo Untuk Go Internasional. Implementasi Penggunaan Slogan "Solo The Spirit of Java" dalam Strategi City Branding Kota Solo Melalui Penyelenggaraan Event Kebudayaan Tahun 2012, 2-3.

Purbasari, V. A. (2019). Interaksi Sosial Etnis Cina-Jawa Kota Surakarta. Jurnal Antropologi: Isu-isu Sosial Budaya, 2-8.

Qomarun, B. P. (2007). Morfologi Kota Solo (Tahun 1500-2000). Dimensi Teknik Arsitektur, 81-83.

Rusmawan, U. (2019). Teknik Penulisan Tugas Akhir dan Skripsi Pemrograman. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sativa. (2012). Inersia. Konsep Teritori Kampung Kauman Yogyakarta, 110-111.

Triatmodjo, S. (2012). Dua Ragam Makna Pada "Ruang Dari Masa Lalu" Di Permukiman Kauman Yogjakarta. Jurnal Kajian Seni Budaya Islam, 24.

Wijaya, Y. R., & Isawati, S. (2016). Kawasan Kampung Batik Kauman sebagai Sumber Pembelajaran IPS di SMP. Jurnal Candi , Vol. 14(2).




DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v0i0.3647

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexed by:

   

Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
View My Stats