Komparasi Distribusi Pencahayaan Alami, Rumah Panggung dengan Rumah Tidak Panggung
Sari
Dewasa ini desain rumah tinggal di Surabaya cenderung mempunyai ukuran relatif kecil, dengan pola tatanan berderet dan berhimpit dengan bangunan tetangga, mempunyai jumlah lantai lebih dari satu. Kondisi ini mengakibatkan semakin sulit mendapatkan kenyamanan visual (pencahayaan alami) di dalam bangunan, terutama untuk ruangan di bawah lantai. Selain itu, dengan semakin banyak memasukkan pencahayaan alami dari atap dan dinding muka bangunan, maka radiasi matahari juga ikut masuk ke dalam bangunan. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif desain yang dapat menambah luasan selubung bangunan, namun tidak langsung berhadapan dengan radiasi matahari, salah satunya dengan menggunakan lantai panggung. Tujuan dalam penelitian ini adalah mempelajari kinerja pencahayaan pada desain rumah panggung dibandingkan dengan rumah tidak panggung, yang lantai dasarnya menempel di atas permukaan tanah. Metode penelitian ini menggunakan komparasi, dengan membandingkan pola distribusi perolehan daylight factor pada rumah tinggal tidak panggung (RTP) dibandingkan dengan rumah panggung (RP). Software yang digunakan dalam simulasi adalah Ecotect Analysis 2011, dengan menggunakan data iklim dari stasiun pengukuran iklim Gedangan, Surabaya. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa pada pola distribusi daylight foctor pada rumah panggung lebih merata dibandingkan dengan rumah tidak panggung, baik secara horizontal pada lantai, maupun secara vertikal pada dinding bangunan. Selain itu juga tidak terjadi kontras pada pencahayaan di dalam ruang, sehingga ruangan tetap nyaman.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Amri, S. B., & Syukur, L. O. A. (2014). Analisis Aliran Angin Padakolong Rumah Panggung. Seminar Nasional Teknologi Terapan Berbasis Kearifan Lokal (SNT2BKL), 125–134. http://ojs.uho.ac.id/index.php/snt2bkl/article/view/5273
Angkasa, Z. (2018). Penerrapan Konsep Arsitektur Rumah PAnggung di Lingkungan Perkotaan. Arsir, 1(2), 175–183. https://doi.org/10.32502/arsir.v1i2.880
Bournas, I., Dubois, M. C., & Laike, T. (2019). Relation Between Occupant Perception of Brightness and Daylight Distribution with Key Geometric Characteristics in Multi-family Apartments of Malmö, Sweden. Journal of Physics: Conference Series, 1343(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1343/1/012161
Indonesia. (2019). PLN Statistic 2019 (Vol. 1). https://web.pln.co.id/stakeholder/laporan-statistik
Jamala, N. (2015). ANALISIS PENCAHAYAAN BANGUNAN HEMAT ENERGI (Studi Kasus : Gedung Wisma Kalla di Makassar). Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti, 15(2), 62–70. https://doi.org/10.25105/agora.v15i2.2028
Karyono, T. H. (2010). Kenyamanan Termal Dan Penghematan Energi : Teori Dan Realisasi Dalam Desain Arsitektur. Seminar Dan Pelatihan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI, March, 1–12. https://www.researchgate.net/publication/305188224
Latifah, N. L. (2015). Fisika Bangunan 1. Griya Kreasi.
Lechner, N. (2015). Heating, Cooling, Lighting, Sustainable Methods for Architects. John Wiley & Sons, Inc. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Liu, X., Sun, Y., Wei, S., Meng, L., & Cao, G. (2021). Illumination distribution and daylight glare evaluation within different windows for comfortable lighting. Results in Optics, 3, 100080. https://doi.org/10.1016/J.RIO.2021.100080
Nugraha, D. (2018). Efektivitas Ventilasi Rumah Lingkungan Padat Di Perumnas Depok Timur. Lakar, Jurnal Arsitektur, 01(01), 27–31. https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/lakar/article/view/3206
Nursaniah, C., Machdar, I., Azmeri, Munir, A., Irwansyah, M., &
Sawab, H. (2019). Transformation of Stilt Houses: A Way to Respond to the Environment to be Sustainable. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 365(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/365/1/012017
Olgyay, V. (1962). Design with Climate: Bioclimatic Approach to Architectural Regionalism: New and Expanded Edition. Princeton University Press.
Pierson, C., Wienold, J., & Bodart, M. (2017). Discomfort glare perception in daylighting: Influencing factors. Energy Procedia, 122, 331–336.
Rahayu, R. L. (2017). Keunggulan Teknologi Bangunan Rumah Panggung Pada Rumah Sederhana Sehat Perumahan Citra Indah Kecamatan Jonggol-Cileungsi Kabupaten. Faktor Exacta, 10(1), 28–39.
Rizal, Y., Robandi, I., & Yuniarno, E. M. (2016). Daylight Factor Estimation Based on Data Sampling Using Distance Weighting. Energy Procedia, 100, 54–64. https://doi.org/10.1016/J.EGYPRO.2016.10.153
Rizal, Y., Robandi, I., & Yuniarno, E. M. (2020). Daylight factor distribution optimization based on sky component on the room for window openings. International Journal of Innovative Computing, Information and Control, 16(1), 15–28. https://doi.org/10.24507/IJICIC.16.01.15
Sastrawati, I. (2009). The Characteristics Of The Self-support Stilt-house Towards The Disaster Potentiality at The Cambaya Coastal Area, Makassar. DIMENSI: Journal of Architecture and Built Environment, 37. https://doi.org/https://doi.org/10.9744/dimensi.37.1.pp.%2033-40
Satwiko, P. (2008). Fisika Bangunan (S. Suyantoro (ed.)). Penerbit Andi Offset.
Suprayitno. (2018). Konsep Arsitektur Tropis pada Rumah Panggung eks. Kesultanan Deli. Journal of Architecutre and Urbanism Research, 1(2), 1–9.
SV. Szokolay. (1980). Environmental Science Handbook for Architects and Builders. The Construction Press Ltd
DOI: https://doi.org/10.32502/arsir.v5i2.3674
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by:
Arsir : Jurnal Arsitektur is lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.